Beranda blog Halaman 292

Usai Jalani Observasi Virus Corona, Mahasiswa Asal Pamekasan Dipulangkan

0

Pamekasan, (Media Madura) – Sebanyak 238 warga negara Indonesia telah selesai menjalani observasi di Natuna usai dipulangkan dari China dan kini akan dipulangkan oleh pemerintah ke rumahnya masing-masing di berbagai wilayah.

Dari jumlah tersebut terdapat 5 mahasiswa asal Kabupaten Pamekasan yakni Tika Putri Laksmi, Anggieta Salsabila Noeraliza, Ilham Tri Kusnadi, Putri Dewi Candra Kirana dan Laila Muna Firdaus.

Dari lima nama tersebut 4 orang akan dipulangkan ke Surabaya, sementara satu orang atas nama Laila Muna Firdaus tetap di Jakarta bersama keluarganya.

“Mahasiswa Wuhan asal Pamekasan insyaallah dalam beberapa hari ke depan akan pulang ke Pamekasan, mereka dalam keadaan sehat semua, krn selama hadil observadi kemenkes di natuna tidak ada tanda-tanda terjangkit virus corona,” kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam melalui Kabag Humas Protokol Pemkab Pamekasan, Sigit Priyono.

Sehingga, kata dia, mahasiswa tersebut bisa kembali berkumpul bersama keluarganya dan masyarakat Pamekasan seperti sedia kala.

Reporter : Ist
Editor : Zainol

Kecanduan Game Online, Pemuda Sumenep Masuk Rumah Sakit

0

Sumenep, (Media Madura) – Diduga kencaduan game online, seorang remaja di Dusun Kaloang, Desa Kalikatak, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dilarikan ke rumah sakit.

Remaja yang diketahui bernama Hermanto (23) itu saat ini masih terbaring lemas di rumah singgah warga Kepulauan usai keluar dari RSUD dr. Moh. Anwar karena masalah administrasi.

Ayah korban, Madra’i (52) menuturkan, putranya itu diketahui sudah sejak lama menggemari gim online jenis mobile legends (ML), sekitar tiga tahun terakhir.

“Setahu saya dia sejak 2016 sudah suka bermain gim online, bahkan ke kamar mandi pun dia tidak lepas dengan HP-nya,” kata Madra’i saat ditemui di rumah singgah warga Kepulauan di Jalan Semangka Nomor 11, Sabtu (15/2/2020).

Madra’i menceritakan, Hermanto sakit sekitar dua bulan lalu tepatnya di awal tahun 2020. Tiba-tiba Hermanto mengalami panas.

“Waktu itu suhu badannya panas sekali, dan saat itu dia dalam keadaan masih bermain gim online. Sempat saya tegur suruh berhenti tapi tidak menggubris hingga akhirnya tiba-tiba dia teriak merasa kesakitan,” terangnya.

Hermanto sempat dirawat di Puskesmas di Arjasa. Namun, karena beberapa hari tidak ada perkembangan, ia kemudian dirujuk ke RSUD Moh. Anwar Sumenep.

“Tetapi di RSUD hanya sekitar tiga hari. Kami terpaksa keluar karena keterbatasan biaya. Sementara kita tidak terdaftar BPJS meski kami pernah daftar. Kita masih ngurus lagi ke BPJS,” kata Madra’i berkeluh kesah.

Ditanya tentang hasil pemeriksaan dokter, Madra’i menyebut Hermanto bermasalah pada sarafnya dan diduga disebabkan kecanduan gim online tersebut.

“Kami mohon doanya dari semua teman dan saudara untuk kesembuhan anak kami, dan terimaksih kami masih bisa istirahat di rumah singgah ini untuk anak kami bisa rawat jalan,” pungkasnya.

Reporter : Rosy
Editor: Zainol

Orang Tuanya Sungguh Tega, Bayi Baru Lahir Dibuang di Sumenep

0

Sumenep, (Media Madura) – Warga Desa Pragaan Laok, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur digegerkan dengan penemuan bayi dalam tas dekat gudang tembakau.

Bayi tersebut ditemukan pertama kali oleh seorang apoteker, Selvi Andriani. Saat itu, dia sedang mengendarai sepeda motor menuju pulang.

Setibanya di Dusun Maronggi Laok, atau tepatnya di depan gudang tembakau, Selvi melihat tas warna hitam kombinasi merah bergerak.

Karena merasa curiga, Selvi pun mendekati tas tersebut. Setelah didekati, ternyata dalam tas tersebut diketahui berisi seorang bayi berjenis kelamin laki-laki

“Semula mau pulang ke rumah, dari tempat kerja. Tapi tiba-tiba kok ada tas bergerak gitu, jadinya didekati. Eh ternyata isi bayi,” terang Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti.

Penemuan bayi tersebut setelah salat jumat atau sekitar pukul 12.30 WIB. “Perkiraan medis, bayi laki-laki ini masih berumur sekitar 6 jam pada saat ditemukan,” jelasnya.

Bayi tersebut saat ini telah dibawa ke rumah Selvi, di Dusun Somangkaan, Desa Karduluk. “Kemudian bayi tersebut saat ini dirawat oleh Selvi karena kebetulan Selvi baru menikah dan belum mempunyai anak,” terang Widi.

Adapun polisi, kata dia, saat ini tengah menyelidiki penemuan bayi laki-laki tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengungkap dalang di balik pembuangan bayi tersebut. “Pelakunya kita kejar,” tandasnya.

Reporter : Rosy
Editor : Zainol

Keluarga Korban Bayi Meninggal Usai Imunisasi Minta Bidan Polindes Dipindah

0

Sampang, (Media Madura) – Zainal Arifin (31), orangtua bayi meninggal diduga usai diimunisasi meminta bidan Polindes, ibu Maya sapaan Mariyatul Kiptiyah, dipindah dari Desa Sawah Tengah, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang, Jumat (14/2/2020).

Menurut keluarga, alasan permintaan itu karena kejadian tersebut tak ingin kembali menimpa kepada anak warga lainnya.

“Tuntutan keluarga agar segera dipindah dari sini, dari informasi yang beredar memang ibu Maya ini kurang baik hubungannya dengan petugas lainnya,” ucap Zainal ditemui pada Rabu (11/2) kemarin.

Sementara nenek korban, Hosiyeh (37), menceritakan saat cucu pertamanya dibawa imunisasi di Polindes. Saat itu, ibu Maya dicurigai dalam kondisi emosi dengan petugas Polindes.

Dikhawatirkan emosi inilah mempengaruhi dalam pemberian vaksin kepada korban, Nur Aqifah.

“Sempat marah-marah dengan anak buahnya karena sebagian warga dari kampung sebelah tidak hadir di waktu imunisasi, dikira petugasnya gak kerja untuk sosialisasi kalau hari ini ada suntik vaksin,” ujar Hosiyeh.

“Takut salah ambil obat atau apa gitu pak, sampai cucu saya meninggal setelah diimunisasi,” imbuhnya.

Sayangnya saat media mengkonfirmasi Mariyatul Kiptiyah yang disebut bidan Maya enggan menanggapi kejadian tersebut. Ia justru melempar agar mengkonfirmasi langsung kepada Dinas Kesehatan Sampang.

“Mohon maaf bukannya saya…. memang seharusnya seperti itu jadi sampean silahkan langsung ke Dinkes Sampang,” singkat bidan Maya ditemui di Polindes.

Sekretaris Dinkes Sampang Asrul Sani menyatakan, tidak akan memberikan tindakan sanksi atau teguran kepada bidan Maya. Pasalnya, tidak ditemukan indikasi kesalahan prosedur yang dilakukan bidan desa saat melakukan imunisasi.

“Kita sudah klarifikasi pihak terkait hasilnya tidak ditemukan kesalahan prosedur, tetapi langkah kita kedepan akan memberikan pembinaan kepada semua petugas kesehatan di Sampang tentang pentingnya memberikan edukasi kepada masyarakat supaya lebih sadar akan pentingnya imunisasi dan kesehatan,” pungkasnya.

Reporter : Ryan
Editor : Zainol

‘Beras Plastik’ BPNT di Sumenep Aman Dikonsumsi 

0

Sumenep, (Media Madura) – Uji laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) terhadap sampel beras yang diduga mengandung plastik dan ditemukan di Sumenep, resmi keluar.

Beras plastik tersebut sebelumnya diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Pajennangger, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep.

Menurut informasi yang beredar, meskipun secara kasat mata beras tersebut bagus dan putih. Tapi setelah dimasak, ternyata tidak bisa dimakan karena seperti bahan plastik.

“Kami mengambil sampel di beberapa tempat. Hasilnya terdapat tiga macam,” kata Kapala Dinas Sosial Sumenep, Moh. Iksan, Jumat (14/2/2020).

Dari hasil uji laboratorium didapatkan, bahwa beras BPNT 2019 dari segi keamanan dan pangan, tidak mengandung unsur plastik. Sampel beras yang dikirim Dinsos diketahui tidak mengandung Aflotoksin.

Kata Ihsan, sampel beras yang dikirim merupakan jenis premium yang sesuai peraturan Kementan tahun 2017. “Ini merupakan hasil laboratorium yang kami terima untuk menjawab keresahan masyarakat,” tegasnya.

Sebagaimana diberitakan sejumlah media, Kades Pajennangger, Suhwari, Kamis (16/1/2020) lalu meminta para penerima mengumpulkan beras itu ke balai desa, untuk dikembalikan kepada supplier, karena beras tidak bisa dikonsumsi.

“Jadi beras-beras yang tidak bisa dikonsumsi itu saya minta untuk dikumpulkan di balai desa. Dijadikan satu, kemudian kita kembalikan ke suppliernya. Karena diduga mengandung bahan plastik,” katanya.

Reporter : Rosy
Editor: Zainol

Bayi Meninggal Usai Imunisasi, Dinkes Sampang: Tidak Ditemukan Kesalahan Prosedur Bidan

0

Sampang, (Media Madura) – Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, memberikan penjelasan terkait meninggalnya bayi berusia 11 hari diduga karena imunisasi BCG (Bacillus Calmette Gueri). Bayi itu bernama Nur Aqifah, asal Dusun Klobur, Desa Sawah Tengah, Kecamatan Robatal.

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan, kejadian bayi diduga meninggal usai disuntik imunisasi baru terjadi di Kabupaten Sampang. Atas kejadian tersebut tim medis telah melakukan pemeriksaan kepada sang bayi.

Dari hasil penelitian di lapangan, tidak ditemukan indikasi adanya kesalahan prosedur yang dilakukan bidan desa pada saat melakukan imunisasi.

“Imunisasi BCG itu adalah program nasional tahunan, fungsinya untuk pencegahan TBC, jadi tidak benar kalau dikatakan meninggal karena imunisasi, vaksinnya itu sudah standart, kita sudah klarifikasi kepada yang bersangkutan, secara prosedur sudah benar sesuai SOP baik cara penyimpanan dan pemberian vaksin,” ucap Sekretaris Dinkes Sampang Asrul Sani ditemui di kantornya, Kamis (13/2/2020) siang.

Asrul mengatakan, bidan desa yang melakukan imunisasi sudah menganalisa kondisi bayi. Saat itu, kondisi bayi dalam keadaan sehat. Jika sebaliknya bayi mengalami penurunan sebelum divaksin, petugas dipastikan tidak akan melakukan imunisasi.

“Tapi pada waktu itu kondisi bayi secara kasat mata masih sehat, kami tidak tahu apa yang terjadi dengan bayi itu setelah ada rentang waktu 3,5 jam atau sekitar 4 jam pasca divaksin,” tuturnya.

Kata Asrul, pihaknya memastikan bidan desa tersebut sudah mempunyai pengalaman mengenai cara pemberian vaksin imunisasi. Apalagi yang bersangkutan lebih dari lima tahun bertugas sebagai bidan di Desa Sawah Tengah serta tidak pernah mempunyai masalah.

Disinggung soal penyebab kematian korban, Asrul menduga korban meninggal akibat tersedak sehingga ada gangguan dalam saluran pernapasan. Hal ini terlihat dari wajah berwarna biru lebam saat korban meninggal dunia.

“Penyebabnya bukan karena imunisasi, yang dilakukan imunisasi pada waktu itu tidak hanya korban, melainkan juga ada anak-anak lainnya,” tegas Asrul.

“Kadang ada bayi di Sampang ini dikasih makan nasi dan pisang, padahal masih umur lima hari seperti tahun-tahun lalu,” imbuhnya.

Kemudian, Asrul mempersilahkan Kabid Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinkes Sampang dr Yuliono memberikan penjelasan secara teknis. Menurut Yuliono, untuk mengungkap penyebab kematian bayi perlu dilakukan analisa lebih lanjut.

“Iya tentu harus melalui otopsi dan tidak bisa dilakukan di rumah sakit Sampang karena disini tidak ada dokter forensik, paling harus ke RSUD Dr Soetomo Surabaya atau di RS Bhayangkara, waktunya paling tidak 10 hari untuk mengetahui penyebab kematian,” terang Yuliono.

Tak hanya itu, Dinkes Sampang juga tidak mempersoalkan ketika bayi yang masih berusia dini atau belum satu bulan diberikan suntik vaksin. Sebab, bayi yang baru lahir belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Untuk itu, perlu diberikan diimunisasi sebelum kondisi bayi terserang virus ataupun penyakit.

Yuliono menyampaikan, pemberian imunisasi secara bertahap semakin baik untuk memperkuat antibodi bayi.

“Lebih bagus lagi usai melahirkan, biasanya itu dilakukan saat lahir di rumah sakit, supaya terbentuk antibodi,” kata Yuliono.

Reporter : Ryan
Editor : Zainol

Kejari Sumenep Kembalikan Berkas Kasus Korupsi Gedung Dinkes ke Polres

0

Sumenep, (Media Madura) – Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep mengembalikan berkas penanganan dugaan kasus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pembangunan gedung Dinas Kesehatan (Dinkes) ke Polres setempat.

Pengembalian tersebut dilakukan lantaran berkas yang dilimpahkan Polres ke Kejari dinyatakan dinyatakan belum lengkap oleh tim Jaksa Peneliti Kejari Sumenep.

“Berkas ini sudah diteliti oleh jaksa peneliti selama 14 hari. Hari ini akan dikembalikan berkas dan petunjuknya, karena berkas itu masuk ke kami tanggal 31 Januari kemarin,” kata Kasi Intel Kejari Sumenep, Novan Bernadi, Jum’at (14/2/2020).

Hasil dari penelitian itu, sambung Novan, ditemukan masih ada kekurangan yang harus dilengkapi oleh pihak Polres. Kekurangan tersebut akan disampaikan melalui berkas berupa P-19.

Namun, Novan enggan membeber keurangan-kekurangan berkas tersebut apa saja, sebab untuk menyampaikan itu masih wewenang Polres selaku instansi yang menangani.

“Ya sekitar kurang 40 persen kelengkapan berkas itu. Dan kami tidak bisa menyebutkan kekuranganya. Karena kasus itu masih wewenang Polres,” paparnya.

Menurutnya, pihak Polres mempunyai waktu selama 14 hari untuk melengkapi kekurangan berkas yang sudah tertuang dalam petunjuk berkas P19.

“Kita tunggu saja dari polres apakah selama 14 hari dapat melengkapi kekurangan yang sudah kami tuangkan dalam petunjuk itu,” tandasnya.

Reporter: Rosy
Editor: Zainol

Bupati Pamekasan Tak akan Menutup Bioskop KCM

Pamekasan, (Media Madura) – Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam, mengisyaratkan pihaknya tidak akan menutup bioskop yang baru berdiri di kabupaten yang dipimpinnya itu, menyusul adanya penolakan dari beberapa tokoh masyarakat.

Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Pamekasan ini menegaskan, pihaknya tidak mempunyai dasar hukum yang kuat untuk melakukan penutupan, apalagi pendirian bioskop tersebut izinnya sudah lengkap.

Dijelaskan, proses izin dari bioskop KCM sudah selesai sebelum ia dilantik menjadi bupati, dan saat ini bioskop tersebut telah dibuka sejak kemarin. Kamis (13/02/2020).

“Izinnya sudah sejak 2018, proses izin melalui online, jadi pemerintah kabupaten tidak memiliki banyak kewenangan,” katanya kepada wartawan.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga menguraikan, untuk melakukan penutupan ada beberapa tahap yang harus dilakukan dan harus bersadarkan aturan yang berlaku, tidak serta merta melakukan tindakan di luar aturan.

Bahkan, kata baddrut, dalam menjalankan pemerintahan tentu ada undang-undang yang harus dipatuhi bersama, tidak boleh melanggar hukum. Sebab apabila pihaknya salah melangkah maka bisa saja dituntut dan dibawa ke ranah hukum yakni PTUN.

Tetapi pihaknya masih akan berkordinasi dengan jajarannya untuk menindak lanjuti persoalan tersebut dan setelah itu akan memanggil pihak pengelola Kota Cinema Mall.

Reportet : Ist
Editor : Zainol

Polisi Akan Selidiki Isu Penculikan Anak di Pamekasan

0

Pamekasan, (Media Madura) – Kepolisian Sektor (Polsek) Pademawu, Pamekasan, Madura, Jawa Timur akan menyelidiki kebenaran kabar yang beredar tentang penculikan anak di Desa Jarin.

Kapolsek Pademawu, AKP Suryono mengatakan tentang keberadaan isu itu belum ada laporan secara resmi baik oleh orang tua ataupun guru.

“Sampai saat ini belum ada pengaduan atau laporan seperti itu, harusnya orang tua wali atau gurunya segera melaporkan ke kami,” katanya kepada mediamadura.com via telepon, Kamis (13/2/2020).

Suryono menambahkan, selama tidak ada pengaduan atau laporan, pihaknya tidak bisa melakukan tindakan apapun, namun ia akan menerjunkan Bhabinkamtibmas ke lokasi untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

“Kami akan turunkan Bhabin kami untuk memberikan sosialisasi kepada warga atau orang tua,” tambahnya.

Suryono juga meminta kepada warga agar tidak melakukan tindakan-tindakan di laur ketentuan.

“Warga kalau melihat orang naik mobil atau tidak dikenal mencurigakan agar segera melaporkan ke Bhabinkamtibmas, jangan main hakim sendiri. Tetap waspada,” tutupnya.

Sebelumnya, siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum, Dusun Barat, Desa Jarin, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Madura, Jawa Timur nyaris menjadi korban penculikan.

Menurut salah satu guru MI Mifathul Ulum, Agus Budianto, para siswa tersebut diiming-imingi uang sebesar Rp 100 ribu oleh orang tidak dikenal agar ikut bersamanya.

Diceritakan, peristiwa tersebut terjadi kepada dua siswanya saat hendak pulang sekolah menuju rumahnya di Dusun Tengah, sekitar pukul 12.00 WIB, Rabu (12/2/2020) kemarin.

Reporter: Ahmad Rifqi
Editor: Zainol

Diduga Penculik Anak, Siswa di Pamekasan Diiming-imingi Uang Rp 100 Ribu

0

Pamekasan, (Media Madura) – Hati-hati dengan modus penculikan anak. Baru-baru ini, siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum, Dusun Barat, Desa Jarin, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Madura, Jawa Timur nyaris menjadi korban penculikan.

Menurut salah satu guru MI Mifathul Ulum, Agus Budianto, para siswa tersebut diiming-imingi uang sebesar Rp 100 ribu oleh orang tidak dikenal agar ikut bersamanya.

Diceritakan, peristiwa tersebut terjadi kepada dua siswanya saat hendak pulang sekolah menuju rumahnya di Dusun Tengah, sekitar pukul 12.00 WIB, Rabu (12/2/2020) kemarin.

“Orang tidak dikenal itu mengajak siswa saya, bahkan akan memberikan uang seratus ribu,” katanya saat dihubungi mediamadura.com, Kamis (13/2/2020).

Ditanya Ketua Yayasan, kedua siswanya tersebut mengaku memilih menolak dan melarikan diri, karena mungkin sudah mengerti bahwa hal tersebut dapat membahayakan dirinya.

“Detailnya saya tidak mengetahui, hanya saja anak itu kelas enam, artinya sudah mengerti atau dengar info yang saat ini beredar ada penculikan anak, makanya lari. (Kejadian) itu diceritakan pada Ketua Yayasan,” tambah Budi.

Dari kejadian itu, Ketua Yayasan mengumpulkan para guru guna meminta anak didiknya diawasi selama di Madrasah. Bahkan mengimbau kejadian tersebut disebarluaskan ke masyarakat umum agar menjadi perhatian khusus para orang tua.

“Ini sengaja saya sampaikan ke khalayak umum, biar menjadi perhatian,” tutupnya.

Reporter: Ahmad Rifqi
Editor: Zainol