Beranda blog Halaman 291

27 Hektare Padi di Sumenep Terendam Banjir

0

Sumenep, (Media Madura) – Sekitar 27 hektare tanaman padi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur terancam gagal panen. Sebab, terendam banjir setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Kota Sumenep dan sekitarnya, Senin (17/2/2020) kemarin.

“Sekitar ada 27 hektare lahan pertanian terendam banjir,” kata Kasi Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep, Bambang Eko Wicaksono, Selasa (18/2/2020).

Menurut dia, ada dua desa yang nyaris semua lahan pertanian terendam banjir. Desa-desa itu yakni Desa Patean, Kecamatan Batuan dan Desa Muangan, Kecamatan Saronggi.

“Dua desa ini memang belakangan jadi langganan banjir. Karena air dari Desa Sendir, Kecamatan Lenteng, dan juga dari Kecamatan Batuan kebanyakan mengalir ke dua desa tersebut” ujarnya.

Pihaknya memprediksi, apabila selama tiga hari air tetap mengenangi lahan itu, maka kemungkinan besar tanaman padi warga akan rusak, bahkan bisa gagal panen.

“Kalau dalam tiga hari ke depan air ini bisa menyusut, maka kemungkinan tanaman padi masih selamat. Tapi kalau sampai satu minggu belum juga terserap, padi bisa rusak sampai kering,” ucapnya.

Saat ini, pihak Dispertahortbun tengah melakukan evaluasi terkait banjir di persawahan itu. Termasuk akan mengevaluasi apakah perlu para petani mendapatkan asuransi atau tidak.

Reporter : Rosy
Editor: Zainol

2020, Akan Ada Pilkades Serentak Lagi di Sumenep

Sumenep, (Media Madura) – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur akan kembali mengelar Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentah pada tahun 2020.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sumenep, Moh. Ramli. Menurutnya, Pilkades serentak edisi 2020 akan diikuti sebanyak 86 desa, meliputi daratan dan dan Kepulauan.

“Pilkades serentak tahun ini, kita agendakan bulan November hari pemungutannya. Tapi secara formal belum ditetapkan oleh Bupati,” ujar Ramli, Selasa (18/2/2020).

Namun, sambung Ramli, langkah teknis sudah pihaknya lakukan melalui rapat koordinasi dengan para pihak terkait, terutama dengan pihak keamanan.

“Kita sudah rakor terkait pengamanannya. Kita juga sempat mengevaluasi pelaksanaan pilkades kemarin,” terangnya.

Kemudian, secara teknis Pilkades tahun ini tidak ada perubahan dari tahun lalu. Termasuk biaya pelaksanaan masih akan dibiayai APBD. Meski Ramli tidak merinci total anggarannya.

“Biaya sudah diangggarkan. Namun saya lupa nominalnya. Yang pasti, amanat Perbup, pilkades ini akan menjadi pilkades yang terakhir, karena baru akan digelar kembali pada tahun 2026 mendatang, yang benar-benar serentak,” tandasnya.

Reporter : Rosy
Editor: Zainol

Penyebar Video Viral Orang Gila ‘Telanjangi’ Wanita di Pinggir Jalan Diamankan

0

Sampang, (Media Madura) – Belakangan ini masyarakat Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, dihebohkan video viral pria berkopyah dan bersarung telanjangi wanita di sebuah pinggir Jalan Raya Jaksa Agung Suprapto Kota Sampang.

Usut demi usut, dua orang itu ternyata memiliki ketergangguan mental. Aksinya direkam dan disebar melalui media sosial oleh dua pemuda yang bekerja di sebuah toko ponsel hp di lokasi kejadian.

Dua orang karyawan tersebut bernama Jamaluddin (26) warga Desa Gunung Maddah, Kota Sampang, dan Ahmad Fawaid (22) warga Kecamatan Karang Penang.

Kapolres Sampang AKBP Didit Bambang Wibowo Saputro mengatakan, dua karyawan ponsel sudah diamankan sejak Jumat 14 Februari. Kejadian asusila itu terjadi pada Rabu 12 Februari kemarin.

“Tujuan dari tersangka ini awalnya iseng dan motifnya hendak bercanda, tapi sudah menyalahi aturan,” ujar Didit dalam ungkap perkara di Mapolres Sampang, Senin (17/2/2020).

Kapolres menerangkan peran kedua tersangka. Awalnya tersangka Jamaluddin sengaja menyuruh pria berkopyah inisial JI menghampiri seorang wanita yang sama-sama memiliki ketergangguan mental untuk melakukan tindakan asusila.

JI akhirnya menarik celana wanita tersebut hingga separuh telanjang atas perintah tersangka. Disitulah Jamal merekam perbuatan konyol itu. Video asusila berdurasi 26 detik lalu dikirim ke grup WhatsApp.

Salah satu anggota grup bernama Fawaid mengambil videonya dan dijadikan story. Dari story WhatsApp tersangka Fawaid, video langsung tersebar dan viral di media sosial.

“Barang bukti yang kita amankan ada dua hp merk Vivo dan Oppo milik tersangka yang digunakan saat merekam dan menyebar video,” ungkap Kapolres.

Menurut Didit, video tersebut bisa dikategorikan konten video asusila. Tersangka menyalahi aturan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Dalam aturan tersebut diatur pada Pasal 45 ayat 1 Nomor 19 UU Tahun 2016.

“Ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara,” pungkasnya.

Reporter : Ryan
Editor : Zainol

Anggota DPRD Sampang Ini Ngamuk di Rumah Sakit

Sampang, (Media Madura) – Komisi IV DPRD Sampang, Madura, Jawa Timur, melakukan inspeksi mendadak di sejumlah ruangan rumah sakit umum daerah (RSUD) dr. Mohammad Zyn Sampang, Senin (17/2/2020) siang.

Dalam sidak kali ini, DPRD dibuat geram dengan kondisi pelayanan publik dan manajemen. Salah satu anggota DPRD, Moh Iqbal Fathoni, memarahi jajaran direksi rumah sakit dan petugas di ruang Radiologi.

Luapan emosi wakil rakyat itu lantaran mendapati petugas medis yang diketahui jarang ngantor. Pihak manajemen pun seolah-olah melakukan pembiaran tanpa ada sanksi dan teguran.

Moh Iqbal Fathoni menjelaskan, dokter di ruang Radiologi dinilai tidak mementingkan kondisi pasien dan pelayanan. Sebab, shift kerja dokter tersebut hanya disepakati secara individu.

“Setiap hari jumat itu secara bergantian, jadi minggu ini dokter satunya dan minggu depan dokter lainnya, ini kan berdampak terhadap pelayanan pasien, kenapa kok dibayarkan, belum lagi ada petugas jarang ngantor,” ucap Iqbal Fathoni dihadapan dr. Bhakti Setiyo Kabid Pelayanan Masyarakat RSUD Sampang dan dr. Muhammad Syafik Spesialis Radiologi.

Bung Fafan sapaan Iqbal Fathoni ini lantas mengancam akan melaporkan keburukan manajemen rumah sakit plat merah tersebut kepada Bupati Sampang.

“Saya laporkan itu ke bupati, kalau ada perawat tidak masuk pecat saja, kita ini digaji oleh rakyat jadi harus melayani rakyat,” tegasnya.

Tak hanya itu, rombongan Komisi IV juga marah karena banyak sejumlah fasilitas alat kesehatan (alkes) maupun sarana dan prasarana rumah sakit tidak berfungsi normal.

Seperti alat percetakan Radiologi yang sudah rusak sejak tiga pekan lalu. Ironisnya petugas selama ini untuk mengetahui hasil pemeriksaan kondisi pasien dalam tubuh sebatas menggunakan handphone.

Kemudian di ruang bedah, sebuah alat bedah canggih yakni Laparoskopi tidak berfungsi alias mangkrak selama dua tahun.

Komisi IV DPRD Sampang juga mencium adanya praktek calo pelayanan rumah sakit. Keluarga pasien harus mengeluarkan uang sebesar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta untuk mendapatkan jadwal operasi.

“Ada informasi dari masyarakat bahwa ada pasien yang bayar agar cepat di operasi, kalau tidak bayar selalu ditunda operasinya, sudah pernah kita tegur calo yang bersangkutan, ngakunya hasil uang itu dibagi untuk bayar satpam perawat dan dokter, semoga seperti ini sudah tidak ada,” kata Fafan.

Direktur RSUD dr Mohammad Zyn Sampang Titin Hamidah menyampaikan terima kasih atas sidak yang dilakukan DPRD karena bagian dari bentuk pengawasan legislatif. Semua hasil temuan tersebut menjadi masukan menuju pelayan rumah sakit yang lebih baik.

“Bukan tidak berfungsi hanya ada trouble beberapa hari, namanya juga alat pasti ada trouble juga, tetapi sudah langsung kita tindak lanjuti dan sudah bisa digunakan agar tidak mengganggu pelayanan,” pungkasnya.

Reporter : Ryan
Editor : Ist

KPU Sumenep: Masih Ada Potensi Calon Persorangan

0

Sumenep, (Media Madura) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menyebut, masih ada potensi terdapat calon perseorangan di Pilbup Sumenep tahun ini.

Pasalnya, meski belum ada yang meminta user name dan pasword sebagai pintu masuk input syarat calon perseorangan, sudah ada tiga orang berkoordinasi ke KPU.

“Sejak diumumkan, belum ada yang daftar. Tapi terdapat tiga orang yang datang ke sini untuk menanyakan persyaratan perseorangan itu,” kata Komisioner KPU, Rahbini, Senin (17/2/2020).

Dengan demikian, kata Rahbini, masih ada peluang calon perseorangan itu mendaftar, karena penyerahan berkas persyaratan calon perseorangan masih akan dimulai Rabu (19/2/2020) sampai Sabtu (23/2/2020) jam 24.00 WIB.

“Tim sukses yang berkoordinasi ke kami itu mengaku memiliki banyak tim IT yang siap memasukkan data dukungan. Jadi, masih sangat mungkin adanya calon perseorangan itu,” tegasnya.

Mantan aktifis PMII Jogja ini mengutarakan, secara administratif calon perseorangan harus mendapatkan dukungan minimal 65.458 foto copy e-KTP atau setara dengan 7,5 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu terakhir.

“Persyaratan dukungan itu juga harus tersebar di 14 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada di Sumenep. Soal jumlah per kecamatan tidak ada ketentuan. Misalnya Kecamatan Kota 25 ribu dan kecamatan lainnya hanya 5 foto copy e-KTP tidak masalah. Yang penting sesuai target yang ditentukan,” tukasnya.

Reporter : Rosy
Editor: Zainol

Dinsos Sampang Bingung Bahasa Pemasangan Stiker Rumah Penerima PKH

0

Sampang, (Media Madura) – Pemasangan stiker untuk keluarga penerima manfaat dari Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, merupakan wacana lama yang tak kunjung terealisasi hingga saat ini.

Belum diketahui secara pasti apa kendala yang membuat wacana pemasangan stiker rumah penerima bantuan terus tertunda. Diyakini wacana tersebut tidak bisa diterima dan diterapkan di Sampang, karena dikhawatirkan bisa mendatangkan persoalan baru.

Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sampang Taufik Hidayat mengatakan, wacana pemasangan stiker bagi rumah penerima bantuan sosial akan dikoordinasikan kepada Bupati Sampang H Slamet Junaidi.

“Dalam waktu dekat semoga terealisasi, kita akan koordinasikan dengan pak bupati, cocok atau tidak karena ada beberapa opsi tulisan bahasa, mengingat tulisan stiker ini menyangkut nama baik seseorang menurut petunjuk kepala dinas,” ucap Taufik dibalik telepone, Senin (17/2/2020) pagi.

Ditanya apa kendala wacana yang tak kunjung terealisasi hingga tahun 2020. Taufik menjelaskan, sebenarnya pemasangan stiker sudah dibahas dan disosialisasikan sejak tahun 2019. Namun baru bisa dianggarkan pada tahun ini.

Selain itu, Dinsos Sampang ingin menyesuaikan stiker tulisan bahasa yang humanis dan tidak mengandung makna ketersinggungan.

“Kalau tahun 2019 kemarin terkendala anggaran dan tahun ini baru bisa dianggarkan, untuk pagu anggarannya saya lupa, sekarang ini tinggal memilih bahasa humanis karena kalau dikatakan miskin tidak boleh mintanya prasejahtera, tapi prasejahtera kurang tepat juga,” kata Taufik.

Sementara Bupati Sampang H Slamet Junaidi mengaku setuju pemasangan stiker bagi rumah penerima manfaat. Kebijakan ini sebagai langkah terobosan baru dalam penyaluran bantuan agar tepat sasaran.

“Setuju sekali, karena sebagian memang ada penerima dikatakan sudah berkecukupan, jadi kalau ini diterapkan minimal punya rasa sadar,” singkatnya.

Reporter : Ryan
Editor : Zainol

Soroti Pengisian JPT, IMM Sumenep Unjuk Rasa Kantor DPRD

0

Sumenep, (Media Madura) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menggelar aksi unjuk rasa ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Senin (17/2/2020).

Mereka menyoroti pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) di sejumlah OPD yang dinilai karut marut lantara tidak profesional mulai prosesnya hingga pelantikannya.

“Kuat dugaan ada kongkalikong dalam pengisian JPT ini. Ini bukan asumsi, kami punya temuan, kami punya kajian terkait ini,” kata Korlap Aksi, Umam Mz.

Disamping soal JPT, mahasiswa juga menyoroti budaya korupsi yang disinyalir telah mewabah di kalangan birokrasi Sumenep, mulai dari hulu ke hilir.

“Persoalan di atas tidak lepas dari korupsi yang seakan mewabah di Sumenep, bahkan penegak hukum diduga telah terinfeksi penyakit yang namanya korupsi ini,” tudungnya.

Oleh karena dugaan tersebut, IMM Sumenep meminta KASN untuk melakukan observasi langsung ke Sumenep prihal semrautnya pengangkatan jabatan pimpinan tinggi yang sudah dilantui Bupati beberapa waktu lalu.

Mereka juga meminta DPRD bergerak cepat dengan membuat Pansus untuk membuka lebar dugaan kongkalikong pengisian JPT.

“Kami ke sini meminta atas nama rakyat kepada DPRD sebagai lembaga controlling untuk bergerak, bertindak sesuai tupoksinya. Karena ini masalah serius,” pintanya.

Pantauan media ini, suasana unjuk rasa saat ini berlangsung panas, terjadi debat serius antara mahasiswa denagan Ketua DPRD Sumenep, Hamid Ali Munir yang menemui mahasiswa.

Musababnya, mahasiswa mempertanyakan surat audiensi yang sebelumnya dilayangkan IMM tak direspon positif pihak dewan. Bahkan jawaban Hamid Ali Munir tidak singkron dengan keinginan mahasiswa.

Reporter : Rosy
Editor: Zainol

Demo Tolak Bioskop, Iklan Gratis

0

Oleh : Esa Arif AS

Awalnya tidak banyak warga Pamekasan dan mungkin Madura yang tahu bahwa ada bioskop yang baru dibangun bernama Kota Cinema Mall. Lokasinya berada di Jalan Raya Sentol, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Tetapi pascademo penolakan dari sejumlah orang dengan segala cerita yang terjadi dalam demo itu, kini banyak orang yang tahu dan penasaran.

Penolakan itu didasari pelebelan negatif terhadap bioskop, mulai tempat maksiat hingga narasi negatif lain yang barang kali publik tak mampu melogiskan dasar penolakan tersebut. Maka wajar perbincangan tentang penolakan hadirnya bioskop itu menjadi bahasan paling hangat di media massa (media meanstream) maupun jagad media sosial.

Selama ini, pencinta film di Pamekasan sudah terbiasa menonton film dengan akses internet dari berbagai platform penyedia film. Padahal kita tahu tontonan yang diakses di internet tidak terbatas, dan publik bebas memilih film apa yang akan ditonton, bahkan termasuk film porno. Lagi-lagi tergantung isi otak masing-masing.

Pilhan selanjutnya, pencinta film di Pamekasan biasa pergi ke Surabaya hanya sekedar untuk nonton film di bioskop. Dari pengalaman itulah lalu banyak muncul pertanyaan, di sisi manakah bioskop negatif?. Jikapun negatif seberapa besarkah negatifnya?. Pertanyaan-pertanyaan ini perlu jawaban, sebab pemahaman publik tentang bioskop selama ini tidak sedestruktif itu. Bagi kebanyakan orang bioskop adalah tempat untuk menonton pertunjukan film, tidak lebih dari itu. Apalagi di dalam gedung bioskop terpasang CCTV dan film yang diputar pasti sudah melewati lembaga sensor film.

Bahasa awamnya, kalau bioskop ditolak, kenapa tidak sekalian internet, media sosial dan TV juga ditolak, bukankah itu juga menghadirkan tontonan gambar bergerak yakni film?. Dengan begitu warga Pamekasan mungkin bisa kembali merasakan hidup di era tahun 1945, barang kali di kehidupan seperti itu lebih tentram, lebih bahagia dan lebih tercipta kesalehan sosial.

Respon Publik

Ada sebuah teori dalam ilmu komunikasi yang bernama teori Behaviorisme,
teori ini dikembangkan oleh Jhon B Watson (1878-1958), teori ini menegaskan bahwa selalu ada kaitan antara stimulus dengan respon dari sebuah prilaku. Demo penolakan itu telah menjadi stimulus, lalu direspon oleh publik dengan rasa ingin tahu. Maka wajar jika pada hari pertama dibukanya bioskop Kota Cinema Mall itu penontonnya membludak, mencapai 1.230 orang. Bahkan tiket ludes. Bisa saja itu karena efek branding gratis dari aksi penolakan, sehingga publik tertarik untuk datang ke bioskop baru ini. Meminjam teori gaya Newton, bahwa ada aksi pastilah ada reaksi.

Strategi Bisnis

Dalam teori bisnis, sebuah produk harus dikenal agar konsumen tertarik untuk membeli, maka penting produk itu diiklankan, bahkan terkadang perlu rekayasa sosial dan kontroversial agar publik tahu dengan produk yang akan dijual itu. Adanya penolakan bahkan demo dari ormas Islam terhadap hadirnya bioskop di Pamekasan ini tanpa disadari sesungguhnya telah menjadi iklan gratis yang mampu mempopulerkan Kota Cinema Mall.

Jika kita lihat, saat ini biaya untuk iklan sangatlah mahal, untuk iklan di TV nasional hitungannya per 30 detik sekitar Rp 20 sampai Rp 30 juta, harga itu untuk waktu tayang normal, bukan prime time yakni dari pukul 19.00 hingga 23.00 WIB. Harga iklan pada waktu prime time bisa lebih mahal sampai dua kali lipat dari harga biasanya. Demo yang kontroversial itu telah menjadi mata rantai dalam siklus bisnis, setidaknya di bagian branding yang gratis.

Tetapi celakanya, di sisi yang lain, penolakan hingga demo terhadap pembangunan kota cinema mall yang mampu menyerap tenaga kerja sampai 50 orang itu, serta rentetan gelombang demo yang kerap terjadi di Kabupaten Pamekasan seolah menjadi penegas tentang tidak ramahnya iklim investasi, padahal pemkab setempat sudah sangat keras membranding diri, membangun citra bahwa Pamekasan sangat ramah untuk investasi. Wajar bila investor tak tertarik dan bahkan enggan menanamkan modalnya. Membangun industri padat karya. Karena itulah tidak banyak lapangan pekerjaan, pengangguran produktif tak terpakai, padahal setiap tahun lembaga pendidikan menciptakan ribuan pengangguran baru.

Meskipun begitu, warga Pamekasan tak usah risau urusan rezeki meskipun tak punya pekerjaan. Karena Allah berfirman dalam Alquran surat Asy-Syura Ayat 19, yang artinya “Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang dikehendaki-Nya dan dialah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.

Dari ayat ini kita menjadi tahu, bahwa Allah maha lembut dan maha segalanya, tetapi sering kita menyaksikan manusia sangat kasar dan bahkan melakukan sarkasme. (*)

*) Penulis adalah dosen Ilmu Komunikasi di IAIN Madura. Aktif sebagai peneliti sosial di Madura Insitute.

Kota Cinema Mall, Solusi Pascademontrasi

0


Oleh : Moh Faridi

Isu-isu penolakan sudah biasa dipertontonkan di Kabupaten Pamekasan, bahwa Pamekasan termasuk kabupaten paling ramai nomor 2 se-Indonesia perihal demonstrasi yang berisi penolakan-penolakan. Namun menjadi tidak biasa dalam demontrasi disertai aksi provokasi, umpatan, yang keluar dari batas-batas kepatutan serta adat ketimuran yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Madura, khususnya masyarakat Pamekasan.

Kondisi ini menjadi sangat menakutkan, sebagaimana dijelaskan oleh Friedrich Ratzel dalam teori ruang (lebensraum), ia menjabarkan bahwa setiap kolonialisme pasti berawal dari tindakan ingin menguasai, menduduki dan jika tidak mampu maka pilihan terakhirnya adalah menghancurkan.

Aroma pilihan terakhir dari teori ruang yaitu menghancurkan, begitu terasa dalam demontrasi penolakan Kota Cinema Mall di Kabupaten Pamekasan, terbukti pilihan-pilihan diksi dalam orasi para demontsran berkutat pada diksi “Bakar”, “jika Bupati tidak menutup kota cinema Mall, maka penyelesaiannya saya pasrahkan pada massa” dan demontrasi tersebut ditutup dengan kalimat “mon bupati paggun maksah, sengak demo selanjutnya ngibeh perreng se meli (kalo Bupati tidak menutup cinema mall, demo selanjutnya bawa bambu yang keras)”.

Pilihan-pilihan diksi tersebut merepresentadikan tindakan anarkisme sebagai sebuah solusi atas keberadaan kota cinema mall, sehingga wajar jika Sulaisi Abdur Razaq mengkritik demontstrasi tersebut dalam opininya sebagai sebuah pengrusakan nilai-nilai agama dan budaya Madura, padahal Islam rahmatal lil alamin selalu menyediakan win-win solution atas segala persoalan yang di hadapi manusia.

Paradok Nilai Islam

Islam sebagai agama keselamatan, menawarkan nilai-nilai solutif atas segala persoalan manusia. tidak ada satupun persoalan manusia yang tidak dibahas dalam Islam, termasuk persoalan hiburan, kemaksiatan dan cara mengkritisi hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. semua hal tersebut dikupas tuntas oleh Islam bagi mereka yang mau mempelajari secara mendalam. Namun, akhir-akhir ini keluasan dan kesempurnaan nilai Islam terciderai oleh pola keberagamaan orang-orang Islam itu sendiri, banyak orang-orang islam mempertontonkan nilai-nilai tidak Islami.

Kondisi ini seakan-akan membenarkan pendapat Jhon Naisbit dalam buku Global paradok yang menjelaskan bahwa setiap nilai-nilai kebaikan akan berjalan bareng dengan nilai ketidak-baikan, dari situlah nilai kebaikan akan terkalahkan oleh perilaku-perilaku penganutnya yang tidak baik. Atau seperti yang diungkapkan Mohamed Salah, pesepak bola muslim asal Mesir yang saat ini bermain di Klub Premier League Inggris, Liverpool, bahwa orang di luar Islam tidak akan membaca Alquran dan Hadis, tetapi membaca sikap dan prilaku umat Islam. Sehingga kondisi ini akan memunculkan tafsir-tafsir negatif atas nilai kebaikan disebabkan oleh perilaku penganutnya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kebaikan itu sendiri. Jika keadaan seperti ini terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan kehancuran peradaban akan terjadi seperti yang telah ditulis oleh James Canton, Ph.D dalam The Extreme Future.

Tawaran Solusi Persoalan Kota cinema Mall

Tidak ada baiknya membiarkan persoalan ini berlarut-larut, semua lapisan masyarakat dan pemerintah berada pada titik kerugian, hanya dia kaum borjuis yang untung dari kejadian ini, maka menyelesaikan persoalan ini secepat mungkin, merupakan hal yang harus segera dilakukan.

Syarat utama dalan menyelesaikan persoalan ini jika menggunakan study perdamaian (Galtung:2003) yaitu melalui pendekatan diagnosa kesehatan, sebuah pendekatan yang bertolak dari anggapan sebuah masalah sosial persis sama dengan penyakit yang menyerang manusia. Pertama, perlu diagnosa yang tepat untuk melahirkan tindakan pengobatan. Kedua, tindakan pengobatsn dan ketiga, pengawasan lanjutan.

Dalam pendekatan ini, diagnosa menjadi hal yang sangat urgen untuk menyelesaikan persoalan, maka diperlukan sebuah upaya yang disebut dengan democratic conflict governance, yakni menempatkan hubungan antara berbagai aktor dan lembaga dalam ruang politik inklusif yang ditandai oleh aktivtias musyawarah untuk mengimplementasikan kebijakan perdamaian secara menyeluruh, yaitu terciptanya keadilan sosial.

pun demikian yang disampaikan oleh Jurgen Habermas, bahwasanya manusia merupakan makhluk dinamis, sehingga semua persoalan hanya bisa diselesaikan melalui komunikasi yang inten antar pelaku konflik. Mengacu kepada teori tersebut, tidak ada solusi lain dalam menyelesaikan persoalan kota cinema mall selain duduk bareng dalam sebuah musyawarah untuk melahirkan win-win solution dengan menanggalkan kepentingan-kepentingan pelaku konflik menuju kepentingan bersama untuk kebaikan bersama.(*)

*) Penulis adalah ketua satu PC. GP. ANSOR Pamekasan. Aktif sebagai ketua bidang penelitian yayasan Madura institute.

Alzhira Nastari Berhasil Harumkan Nama Pamekasan di Banyuwangi

0

Pamekasan, (Media Madura) – Atlet pencak silat, Alzhira Nastari Putri Syakina berhasil mengharumkan nama Kabupaten Pamekasan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Pasalnya, gadis berusia 7 tahun tersebut meraih juara 1 pencak silat kelas pra-usia dini dalam ajang Banyuwangi International Championship 1.

Lomba tersebut berlangsung di GOR Tawangalun, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Sabtu (15/2/2020).

Putri dari pasangan Takdir Alisyakhbana (32) dan Rizki Purnama Safitri (29), mengaku senang dengan prestasi yang diraihnya.

“Perasaan senang bisa juara satu. Kuncinya doa dan dukungan orang tua, serta kerja keras di latihan,” kata Azhira sapaan akrabnya kepada media di Pamekasan, Sabtu (15/2/2020).

Alzhira Nastari Putri Syakina peraih juara 1 Banyuwangi International Championship 1

Azhira merupakan siswa SDN Gladak Anyar 2 Pamekasan yang kini duduk di bangku kelas 1. Dia belajar silat di Perguruan Silat Perisai Diri Pamekasan.

Prestasi membanggakan Azhira juga disambut suka cita kedua orangtua.

“Tentunya sangat membanggakan saya sebagai orangtua. Saya yakin prestasi ini juga membawa harum nama Pamekasan,” kata Ayah Azhira, Takdir Alisyakhbana.

Awalnya, Takdir Alisyakhbana tidak menyangka putrinya bisa keluar sebagai juara 1 dalam ajang silat tersebut. Mengingat, pesaing-pesaingnya dari berbagai daerah di Jawa Timur.

“Saat saya dapat informasi jadi juara, hati saya terharu, ternyata anak saya bisa bersaing dengan pesilat dari mana-mana,” tutupnya.

Reporter: Zainol
Editor: Arif