Oleh : Ibnu Hajar
Di tengah gemuruh dongeng tentang keasingan sungai yang sendiri
Kulihat jemarimu mainkan kecapi dengan partitur yang tak kumengerti
Ada warna tembaga merangkak sambil mengirimkan isyarat api lewat terowongan yang menembus ruang-ruang berliku dari
nadimu
Kekalutan menjadi kesabaran yang memperlebar kelam hingga pikiran-pikiran kita terserap cahaya merkuri
Di keheningan kursi beton taman ini
aku terpasung sambil meneguk tuak yang makin liar membakar lambung terpenjara
(barangkali kita harus belajar menangis seperti anak-anak yang disemai usia)
– Sumenep 1999
* Penulis adalah Sastrawan dan Budayawan Madura