Sumenep, 22/2 (Media Madura) – Sungguh lucu jawaban Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur soal kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan berikut pemberian bingkisan kontroversial.
Betapa tidak, secara terang-terangan sudah mengakui pihaknya yang memberikan izin terlaksananya kegiatan tersebut, namun dia malah mengaku tidak tahu jika bingkisan yang dibagikan berisi atribut Kristen.
“Ya, memang saya memberi izin, tapi saya tidak tahu kalau isi bingkisan yang dibagikan berisi salib dan semacamnya,” terang A Shadik, Rabu (22/2/2017).
Dia menceritakan, awalnya dirinya menerima permohonan dari Dewan Harian Cabang Badan Pembudayaan Kejuangan 45 Kabupaten Sumenep untuk melakukan sosialisasi JSN 45 atau wawasan kebangsaan LSD dan pemberian bingkisan kepada siswa.
“Tentu kami senang menerima permohonan sosialisasi wawasan kebangsaan itu, karena anak didik bisa menerima wawasan kebangsaan secara gratis, tapi ternyata seperti ini,” dalihnya.
Namun Shadik mengaku, pihaknya langsung menindaklanjuti kejadian yang heboh di Kecamatan Manding tersebut. Hasil koordinasi pihak terkait, bingkisan yang disebar itu sudah ditarik kembali dan kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan dihentikan.
“Tadi malam kami langsung datang ke lokasi untuk mengetahuinya, ternyata disana sudah digelar rapat yang dihadiri masyarakat dan kiai, semua bingkisan ditarik dan sebagian disimpan di Polsek Manding,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu pimpinan Gerakan Umat Islam Sumenep (GIUS), KH Jurjiz Muzammil yang melakukan sweeping akan memaafkan Kadisdik jika memang murni tidak mengetahui, tetapi jika karena lalai, dia meminta Disdik untuk memperbaiki kebijakannya.
“Kami kesini bertujuan untuk mengantisipasi tindakan anarkisme, karena bingkisan yang disebarkan sudah membuat warga muslim di Sumenep resah. Mari kita jaga bersama Sumenep ini yang memang sudah kondusif sejak dulu,” tegasnya.
Penulis : Rosy
Editor: Ahmadi