24.5 C
Madura
Jumat, Juli 26, 2024

Kepala SDN di Pamekasan Bantah Pukul Muridnya

Must read

- Advertisement -
Redaksi
Redaksihttps://mediamadura.com
Media online yang menyajikan informasi seputar Madura. Bernaung dibawah PT Media Madura Group.

Pamekasan, 10/1 (Media Madura) – Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Lawangan Daya III, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Indah Suryanto, membatah telah memukul DWP (9), siswa kelas tiga di sekolah tersebut atas dugaan pencurian.

Saat ditemui wartawan, Indah menceritakan, dirinya mengaku pernah menyidang DWP atas dugaan pencurian pancing, bersama dua orang teman DPW. Termasuk, pihak keluarga yang menuduh ketiganya melakukan pencurian. Namun ia mengelak dan menangis histeris.

“Memang pernah dipanggil ke ruangan oleh pihak guru, namun tidak sampai memukul seperti kata orang tuanya itu,” katanya, Selasa (10/1/2017).

Langkah itu diakuinya dilakukan oleh pihak sekolah karena pihak keluarga yang merasa kehilangan terlibat cekcok mulut di luar kelas dengan muridnya dan sampai terdengar ke ruang guru.

“Saya juga tidak terima anak didik saya dituduh mencuri. Makanya, agar keributan itu tidak diketahui warga dan siswa lainnya. Kami bawa semuanya ke kantor, biar tuduhan itu tidak menjadi fitnah,” ungkapnya.

Menurut Indah, pengakuan keluarga yang mengaku kehilangan tidak banyak pancing, melainkan juga sebuah tas yang hilang di waktu bersamaan.

“Dari hasil sidang waktu itu, salah seorang siswa mengaku jika mengambil pancing tersebut. Namun, membantah mengambil tas yang hilang itu sambil menangis histeris,” tambah Kasek yang baru menjabat itu.

Dilanjutkan oleh istri salah satu Kabid di Disdik Pamekasan itu, karena anak tersebut menangis dengan histeris, maka pihaknya mengusap muka anak itu dengan air agar berhenti menangis.

“Mungkin saat saya menyentuh wajah anak itu dikira memukul. Padahal, niat saya itu agar dia berhenti menangis histeris. Sekali lagi tidak ada pemukulan seperti yang dituduhkan orang tua anak didik ke saya itu,” tutur Indah.

Sebelumnya, orang tua korban, Sutriani (33), melakukan visum terhadap anaknya, karena ia menduga anaknya itu dipukuli oleh kepsek di sekolahnya pada Sabtu (7/1) sekitar pukul 09.00 WIB.

Menurut Sutriani, akibat ulah Kepsek yang baru menjabat itu, siswa yang masih duduk di bangku kelas tiga itu mengalami depresi berat, mual-mual, sering ngigau di tengah malam dan mengeluh sakit pada leher bagian belakang.

Usai divisum orang tuanya berencana melaporkan insiden tersebut ke pihak Kepolisian, pasalnya perlakuan tersebut tidak selayaknya dilakukan oleh seorang pendidik.

Penulis: Rifqi
Editor: Ahmadi

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest article