Surabaya, (Media Madura) – Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur, Aliyadi Mustofa menghadiri peresmian Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas di Pondok Pesantren (ponpes) Lirboyo, Kediri, Minggu (23/10/2022).
“Hari ini, saya mendampingi Menteri Tenaga Kerja (Kemnaker) RI, Ida Fauziyah untuk meresmikan gedung BLK Komunitas di Pondok Pesantren Lirboyo,” kata Aliyadi.
Gus Aliyadi, sapaan akrabnya mengapresiasi pembangunan BLK Komunitas di Jawa Timur. Salah satunya, di Ponpes Lirboyo. Menurutnya, terhitung sudah ribuan BLK Komunitas yang dibangun Kemnaker. Pembangunan dimulai sejak 2021. Yang dilakukan merata di seluruh Tanah Air.
Gus Aliyadi mengatakan, BLK Komunitas beda dengan BLK pada umumnya. Sasaran BLK Komunitas salah satunya pondok pesantren.
“Kalau BLK seperti biasa balai latihan kerja itu secara umum. Nah, ini Kementerian Tenaga Kerja sudah ribuan membangun BLK Komunitas yang sifatnya lebih khusus, misalnya komunitas santri dan pondok pesantren,” ucapnya.
“BLK Komunitas yang diresmikan hari Ini perlu kita apresiasi dan kita kawal terus, karena tujuan utama dari BLK Komunitas ini apalagi memang menyasar komunitas santri dan pondok pesantren,” imbuh Gus Aliyadi.
Sebagai representatif orang Madura sekaligus alumnus pondok pesantren, Gus Aliyadi berencana mengusulkan agar pondok-pondok pesantren yang ada di Pulau Garam tersentuh program tersebut. Caranya, akan menemui langsung Menteri Ida Fuaziyah yang kebetulan kader dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Saya juga akan berdiskusi dengan Kementerian Tenaga Kerja di Jakarta setidaknya bagaimana Madura bisa mendapatkan itu (BLK Komunitas.red),” tutur pria asal Kabupaten Sampang itu.
Gus Aliyadi menambahkan, BLK Komunitas ini sebuah bantuan negara kepada berbagai macam komunitas di Indonesia. Tidak hanya fisik, bantuan ini juga berupa sarana prasarana, pembimbing hingga tutor pelatih.
“Harapannya, tentu BLK Komunitas bisa melahirkan tenaga-tenaga yang terampil, proporsional, dan tenaga-tenaga santri yang kompeten,” ujarnya.
Pihaknya meminta komunitas santri dan pondok pesantren betul-betul mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) sedari dini. Para santri diharapkan tidak hanya berkutat di bidang ilmu agama saja, akan tetapi harus bisa masuk di semua lini kehidupan.
“Santri tentu diharapkan dan dipersiapkan untuk berada di mana-mana. Di berbagai lini kehidupan sosial, politik, ekonomi, bisnis, pemerintahan sampai bagaimana kita sebagai santri bisa mengelola sebuah daerah, mengelola sebuah negara, tentu tetap dengan khas jati diri sebagai seorang santri,” tandas Gus Aliyadi. (Zainol/Arif)