Sampang, (Media Madura) – Gerombolan pria yang mengaku wartawan mengamuk di kantor Desa Tobai Barat, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, Rabu (12/1/2022) kemarin.
Satu diantara mereka bahkan sampai menggebrak meja. Sikap arogan oknum wartawan itu kini menjadi viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, mereka tampak emosi saat beradu argumen dengan staf kantor kecamatan mengenai tugas Pj Kades Tobai Barat yang disebut tidak maksimal.
Ditengah perbincangan, suasana menjadi panas ketika oknum wartawan yang memakai peci berjaket kulit langsung menggebrak meja. Rekan dari wartawan lainnya juga turut terbakar emosi.
Spontan aksinya dilerai oleh anggota polisi yang bertugas sebagai Bhabinkamtibmas dan anggota Babinsa serta perangkat desa.
Beruntung tidak terjadi penganiayaan karena gerombolan oknum wartawan tersebut diusir agar meninggal tempat demi mencegah keributan panjang.
Menurut keterangan seorang staf Pemerintahan Desa Tobai Barat, Samsul Arifin menuturkan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Kedatangan oknum wartawan saat berlangsung pelaksanaan rapat Musyawarah Desa (Musdes) tentang laporan pertanggungjawaban APBDes tahun anggaran 2021 di kantor balai desa.
“Mereka itu datang tanpa diundang tiba-tiba nyelonong masuk ke forum rapat dan duduk di kursi depan yang ditempati Muspika,” ucap Samsul Arifin menceritakan kejadian saat dirinya di lokasi, Kamis (13/1/2022) sore.
Awalnya, rombongan wartawan berjumlah sekitar 5 orang itu datang tanpa ijin langsung mengambil gambar yang terpampang di banner tentang realisasi penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD) 2021.
“Melihat kedatangan mereka saya keluar menemuinya karena saat itu lagi Musdes di dalam ruang balai desa, ngaku wartawan saat ditanya, tapi tidak bisa menunjukkan identitas wartawan atau surat tugas,” ujar dia.
“Setelah saya masuk lagi ke dalam ruang rapat, mereka malah ikut masuk tanpa ijin dan langsung duduk di kursi depan sambil menyodorkan pertanyaan ke Pak Takdir sebagai Pj Kades Tobai Barat karena dianggap jarang ngantor di desa,” imbuhnya.
Padahal, lanjut Samsul yang juga menjabat sebagai Kasi Pelayanan Pemdes Tobai Barat, rapat Musdes sebagai pertanggungjawaban kepemimpinan Edi Sukamto tersebut belum selesai ditutup.
Akhirnya, pertemuan Musdes terhenti setelah kedatangan mereka lantaran situasi semakin tidak kondusif.
“Sebagian wartawan itu saya kenal bahkan ada yang dari warga Tobai Barat,” terangnya.
Atas kejadian ini pihaknya berencana akan melaporkan tindakan arogan oknum wartawan itu kepada aparat hukum. Hal ini agar kegaduhan atas ulahnya tidak kembali terulang dan terjadi di desa-desa lainnya.
“Kebetulan di balai desa ada CCTV, mungkin bisa dijadikan bukti pendukung maupun keterangan sanksi karena yang hadir dalam Musdes banyak ada Kepala Dusun, perangkat desa, Tomas,” tegasnya.
Saat dikonfirmasi, Said Mulyadi salah satu dari oknum wartawan itu mengaku, bahwa kedatangannya untuk mengklarifikasi ketidakefektifan kinerja Pak Takdir sebagai Pj Kades Tobai Barat. Ia juga kesal kepada staf kecamatan yang terkesan membela Pj Kades hingga berujung gebrak meja.
“Nanya ke Pj justru staf kecamatan itu yang selalu jawab, makanya saya kesal sampai begitu,” tuturnya.
Dirinya justru tidak mempersoalkan jika insiden keributan itu dilaporkan ke polisi.
“Silahkan laporkan saja, sebenarnya tidak ingin ada kejadian seperti itu, kedatangan kami niat baik hanya ingin mempertanyakan keaktifan Pj Kades yang bisa ngantor di hari Sabtu dan Minggu,” tandasnya. (Ryan/Arf)