Pamekasan, (Media Madura) – Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Pamekasan Moh Ali mempertanyakan kinerja Disperindag soal kesiapan kebijan tata niaga tembakau memasuki musim tanam tahun 2021 ini.
Legislator asal wilayah Pantura Pamekasan ini mengatakan, seharusnya saat ini sudah ada kejelasan terkait jumlah tembakau yang diinginkan oleh pabrikan.
“Mestinya terkait hal itu (Jumlah pembelian pabrikan) sudah ada kepastian, termasuk soal BEP (Break Event Point) dan kapan pabrikan akan mulai melakukan pembelian,” katanya. Minggu (30/05/2021) pagi.
Dikatakan, petani saat ini menunggu kebijakan dan kepastian tersebut untuk dijadikan acuan pada musim tanam tahun 2021 ini.
Bahkan, Ali yang duduk di Komisi II DPRD Pamekasan ini meminta agar Disperindag segera mengumumkan dan mensosialisasikan kebijakan terkait musim tanam tembakau tahun ini.
“Ini menunjukan kinerja Disperindag kurang bertanggung jawab kepada masyarakat Pamekasan dan tidak mampu menterjemahkan visi dan misi bupati,” tegasnya.
Bahkan, legislator yang sudah dua periode menjabat sebagai wakil rakyat ini meminta Bupati Pamekasan Baddrut Tamam untuk melakukan evaluasi terhadap jajarannya yang tidak mampu menterjemahkan visi-misinya dalam rangka mengabdi kepada petani.
Menanggapi hal itu, Kepala Disperindag Pamekasan Achmad Sjaifudin mengatakan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dan pembahasan dengan pihak pabrikan terkait kebutuhan pembelian tembakau pada musim tanam 2021 ini.
Bahkan, kata dia, saat ini sudah ada kepastian jumlah tembakau yang akan dibeli oleh masing-masing pabrikan dan bahkan pihaknya sudah mulai melakukan sosialisasi terkait hal itu.
“Pada bulan Maret lalu kita sudah kumpulkan perwakilan gudang. Alhamdulillah mereka sudah menyatakan komitmennya untuk membeli tembakau petani Pamekasan,” katanya. Minggu (30/05/2021) pagi melalui sambungan teleponnya.
Dikatakan, hanya ada dua pabrikan yang belum memberikan kepastian pembelian dan jumlah tonase pembeliannya yakni Djarum dengan Wismilak.
“Kalau Djarum itu tidak melakukan pembelian tetapi yang belum itu Wismilak,” urainya.
Dijelaskan, sejumlah pabrikan yang sudah menyatakan komitmen untuk melakukan pembelian yakni PT Gudang Garam TBK, PT Shadana Arif Nusa, PT Nojorono, PT Sukun, Wismilak dan Grendel.
“Total yang akan dibeli semua pabrikan itu sekitar antara 13 sampai 17 ribu ton. Yang pasti tahun ini lebih tinggi dari tahun kemarin,” tegasnya.
Sementara itu, terkait kepastian BEP (Break Event Point) pihaknya masih akan membahas dengan dinas pertanian, pabrikan, perwakilan petani serta seluruh stakeholder lainnya.
Tetapi, jika berkaca dari tahun sebelumnya, kata Achmad Sjaifudin BEP tidak akan jauh dari Rp 32.708–Rp 54.437 per kilogram.
Hal lainnya yang juga akan dibahas dengan dinas pertanian yakni tentang jumlah tembakau yang semestinya diproduksi guna menyeimbangkan antara kebutuhan pabrikan dengan ketersediaan tembakau agar terjadi keseimbangan antara supply and Demand. Sehingga harga tembakau petani tetap terjaga.(Ist/Arf)