Pamekasan, 12/1 (Media Madura) – Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan Chairul Umam menyatakan, kerusakan fasilitas berupa pot bunga di depan kantor DPRD saat organisasi kemahasiswaan itu berunjuk rasa, karena dipicu oleh tindakan represif aparat.
“Pot bunga itu jatuh dan penah, karena kami mengejar petugas yang memukuli teman-teman kami, kami tidak melakukan perusakan,” kata Chairul Umam dalam keterangan persnya kepada media di Pamekasan, Kamis (12/1/2017) malam.
Chairul mengemukakan hal ini, menanggapi pemberitaan yang menyebutkan HMI melakukan pengrusakaan saat menggelar “Aksi Bela Rakyat 121” di kantor DPRD Pamekasan.
“Jika aksi bakar bang memang terjadi saat aksi tadi, sebagai bentuk protes dan kekecewaan teman-teman. Tapi kalau pengrusakaan, itu tidak lain dampak dari tindakan represif aparat,” katanya, menegaskan.
“Aksi Bela Rakyat 121” yang digelar HMI Pamekasan Kamis (12/1/2017) itu, tidak hanya menyoroti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2016 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), akan tetapi juga kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat kecil, seperti kenaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak.
Terkait pernyataan Wakil Ketua DPRD M Suli Faris yang menyatakan kecewa dengan sikap HMI menolak perwakilan DPRD, Chairul Umam menyatakan, itu sah-sah saja, karena keinginan HMI adalah bertemu langsung dengan pemimpin institusi, baik eksekutif maupun legislatif.
“Aksi Bela Rakyat 121” sebagaimana digelar HMI Cabang Pamekasan itu juga digelar di sejumlah daerah di Indonesia, sebagai bentuk evaluasi atas kepemimpinan Jokowi-JK yang dinilai kurang berpihak kepada kepentingan rakyat kecil. (Ist)