Bagi Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, membangun tata kelola pemerintah di berbagai tingkatan perlu usaha serius dan berkesinambungan. Karena itu, maka kedekatan dengan aparat desa, dan warga secara langsung harus dilakukan.
Program Sambang Desa yang dilakukan Pemkab Pamekasan sebagai salah satu upaya untuk mendekatkan masyarakat dengan para pemegang kebijakan di lingkungan Pemkab Pamekasan. Melalui program ini masyarakat bisa menyampaikan aspirasi dan berdialog secara langsung.
Selain itu, melalui program Sambang Desa tersebut, Pemkab Pamekasan juga bisa melihat secara langsung realisasi pembangunan yang telah dilakukan oleh aparat desa, program prioritas yang dicanangkan di masing-masing desa, disamping membangun ikatan batin dengan semua elemen masyarakat dan pemerintahan di tingkat desa.
Pertama kali, program Sambang Desa Bupati Baddrut Tamam digelar di dua desa di Kecamatan Pakong, Pamekasan, yakni Desa Bajang dan Desa Klompang Timur.
Bupati bersama pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Pamekasan datang ke dua desa itu dengan mengendarai sepeda motor dari Mandhepa Agung Ronggosukowati Pamekasan ke Desa Klompang dan Desa Bajang, Pamekasan pada 1 Maret 2021. Hal ini dilakukan, karena bupati ingin melihat secara langsung dan ingin lebih dekat semua lapisan masyarakat.
Senin (1/3/2021) itu, susana nampak berbeda. Rombongan bersepeda dengan berbranding batik tulis Pamekasan berangkat dari Mandhepa Agung Ronggosukowati Pamekasan menuju Desa Klompang Timur. Tentu saja, sepeda motor beriringan yang keluar dari Mandhepa Ronggosukowati itu menarik perhatian masyarakat di sepanjang yang dilaluinya.
“Kita ingin melihat secara langsung beberapa potensi ekonomi desa, sehingga dengan cara seperti itu, maka kita bisa mengetahui kondisi yang sebenarnya terjadi di lapangan,” kata Bupati Baddrut Tamam saat di Desa Klompang Timur.
Di desa ini, Pria yang akrab disapa Mas Tamam ini kagum akan buah Alpukat jenis markus, salah satu tanaman khas Desa Klompang. Tanaman jenis alpukat itu merupakan tanaman khas Desa Klompang yang mulai ditanam sejak bulan juni 2018 lalu.
“Disini kita bisa melihat potensi tanaman Alpukat dengan berat rata-rata 1 kilogram dan ini tentu luar biasa,” kata bupati milenial ini.
Rombongan kemudian melanjutkan rute perjalanan ke Wisata Bukit Brukoh dan Wisata Sawah di Desa Bajang, melalui jalur alternatif.
Wisata Bukit Brukoh merupakan salah satu ikon Desa Bajang yang sudah banyak dikunjungi wisatawan lokal Pamekasan maupun nasional.
Objek wisata ini mulai dikenal luas oleh masyarakat Pamekasan sejak diperkenalkan oleh para pemain sepakbola Madura United FC, atas kerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan melalui program “Ayo Mampir Pamekasan”.
Areal lahan di objek wisata ini sebenarnya bukan milik desa, akan tetapi milik TVRI Jawa Timur. Kepala Desa Bajang Moh Mokri memintanya kepada manajemen TVRI di Jawa Timur untuk mengelola objek wisata ini. Pihak TVRI mengizinkan, dan pembangunanpun dilakukan.
Perluas Pengelolaan
Pembangunan objek wisata di Desa Bajang yang terletak di Dusun Sannip ini, awalnya hanya pada sekitar kantor pemancar TVRI dengan membuat spot-spot indah berswafoto bagi para pengunjung.
Para pengunjung bisa menikmati pemandangan Kota Pamekasan dari atas bukit dengan suasana sekitar yang hijau nan sejuk. Melalui pemandangan dari atas Bukit Brukoh ini suasana nampak menghijau dan menyejukkan pandangan mata.
Tidak hanya itu saja, pengunjuk juga bisa melihat panorama Desa Bajang Pamekasan yang sangat menawan. Letak Bukit Brukoh yang sangat strategis ini akhirnya mampu memikat para wisatawan domistik untuk datang ke lokasi ini.
Sejak Bupati Baddrut Tamam memimpin Kabupaten Pamekasan, aparat Desa Bajang merasa memiliki angin segar dan mendapatkan dukungan penuh dari Pemkab Pamekasan untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di desa itu.
Program Desa Tematik yang dicanangkan “Mas Tamam” sapaan karib Bupati Pamekasan Baddrut Tamam membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat Desa Bajang untuk memajukan desanya melalui ekplorasi potensi desa.
Maka pada tahun 2020, Desa Bajang berupaya mengembangkan objek wisata desa yang berbasis pertanian dengan membuat tempat-tempat berupa gazebo di tengah sawah. Pengunjung diajak untuk menikmati panorama alam pertanian yang ada di desa itu.
Kepala Desa Bajang Moh Mokri menuturkan, awalnya bukit ini dikenal sebagai tempat mesum atau tempat pacaran pada pemuda dan pemudi di sekitar Kecamatan Pakong.
Hampir setiap Minggu, Bintara Pembina Desa (Babinsa) menemukan ada pasangan muda-mudi yang berbuat tidak senonoh. Maklum, lokasi yang sepi dan tanpa pengawasan ketat, membuka peluang pasangan muda-mudi berkreasi terlarang.
Namun, bagi Kades Bajang Moh Mokri, kasus itu justru menjadi tantangan untuk menhadirkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Ada potensi rekreatif dan bisnis yang bisa dikembangkan, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjadikan Bukit Brukoh sebagai objek wisata desa.
“Dulu hampir setiap minggu Babinsa menangkap pasangan muda-mudi yang berbuat tidak baik di lokasi ini. Tapi saat ini sudah tidak ada lagi, karena disini juga ada petugas yang berjaga-jaga,” katanya.
Kini Bukit Brukoh sudah menjadi objek wisata altenatif masyarakat di Kecamatan Pakong secara khsus dan Pamekasan secara umum, termasuk dari kabupaten lain di Pulau Madura. Kini, Brukoh sudah sangat cocok untuk berpiknik menghabiskan waktu luang bersama keluarga.
Selain lokasinya terletak di ketinggian, melalui Bukit Brokoh ini, pengunjung juga dimanja dengan suasana sekitar yang rindang dan sejuk.
Pemandangan alam yang indah, serta tempat yang strategis, dan spot swafoto yang tersedia di lokasi objek wisata ini membuat semua orang betah berlama-lama di objek wisata ini.
“Karena potensi inilah, maka desa kami akhirnya menetapkan tema yang sepakat untuk dikembangkan ada pariwisata,” katanya, menjelaskan. (A1/MM/ PAMEKASAN HEBAT)