Oleh : Nur Azizah
*) Penulis adalah Mahasiswi IAIN Madura Prodi Pendidikan Bahasa Arab.
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan selalu dinanti-nanti oleh seluruh umat Islam penjuru dunia. Bulan suci ramadan 1440 Hijriyah nyatanya masih terus berjalan, tak terasa umat Islam sudah menjalani ibadah puasa sampai pertengahan bulan. Hampir semua umat Islam berlomba-lomba untuk mengantongi pahala, keberkahan, kenikmatan, serta kehangatan di bulan suci Ramadhan ini. Dalam bulan keberkahan ini, ada satu malam yang begitu dinantikan oleh umat Islam yakni malam Lailatul Qadar.
Keistimewaan malam Lailatul Qadar menjadi misteri bagi umat Islam, dimana keberadaanya sudah sangat diharapkan dan di nanti. Namun keberadaan malam Lailatul Qadar masih dirahasiakan oleh Allah SWT, hal inilah yang dapat membedakan mana umat yang benar-benar berusaha mendapatkan keberkahan dari malam yang mulia tersebut, dengan umat yang hanya bermalas-malasan saja. Terkuak banyak kisah dan ungkapan di malam misteri ini sehingga sang Khalik mengabadikannya dalam kitab suci al-Qur’an dengan nama surah “al-Qadr” surah ke-97 pada juz 30.
Malam misteri ini dapat di sebut dengan malam Lailatul Qadar dimana semua umat islam berbondong-bondong meminta pertolongan pada Rabbnya. Mulai dari pelosok desa hingga perkotaan. Biasanya, malam misteri ini jatuh pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, seperti malam 21, 23, 25, serta malam 27, dan pendapat tersebut didukung dengan adanya hadist dari Rasullah SAW yang berbunyi: “Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari).
Perlombaan di malam itu masih terus berlanjut hingga menjelang fajar, tentu saja hal ini bukanlah hal yang biasa bagi umat Islam di tiap bulannya. Sebab itulah apapun hal yang terjadi di malam itu mereka tidak pernah peduli, karena terpenting bagi mereka bagaimana tengadahan raga dan jiwa mereka pada sang Khalik dapat di ijabah langsung tanpa adanya tabir yang menghadang. Allah juga menyebutkan bahwa Lailatul Qadar lebih unggul dari pada seribu bulan. Pernyataan ini terdapat pada surah al-Qadr ayat 3 yang berbunyi :
ليلة القدر خير من ألف شهرٍٍ
“Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.”
Muhammad Quraish Shihab dalam buku berjudul Membumikan Al Quran yang di rilis pada tahun 1999 memberikan penjelasan mengenai arti dan makna Qadar. Penulis Tafsir al-Misbah tersebut menjelaskan makna kata Qadar kedalam tiga artian.
Pertama, Qadar artinya penetapan atau pengaturan. Dalam makna ini, Lailatul Qadar diartikan sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkan dengan firman Allah dalam Surat Ad-Dukhan ayat 3 yang artinya sebagai berikut:
“Malam yang penuh berkah dimana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan” (QS Ad-Dhukhan ayat 3).
Al-Quran yang turun pada malam Lailatul Qadar diartikan bahwa pada malam itulah Allah mengatur dan menetapkan khiththah dan strategi untuk Nabi Muhammad dalam mengajak manusia menuju ke agama yang benar dan akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia secara individu ataupun kelompok.
Makna kedua, Qadar diartikan sebagai kemuliaan. Pada malam itu menjadi malam yang tak ada bandingannya dengan malam-malam lainnya. Sebab, malam itu terpilih sebagai malam diturunkannya Al Quran dan menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang diraih. Makna kata mulia ini tertuang dalam surat al-An’am ayat 91 yang berbicara tentang kaum musyrik. Berikut penggalan ayat 91 Surat Al-An’am yang artinya:
“Mereka itu tidak memuliakan Allah sebagaimana kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia” (QS Al An’am ayat 91).
Adapun pada makna ketiga, Qadar mengandung arti sempit. Maksud dari makna ini adalah bahwa malam tersebut adalah malam yang sempit karena banyak malaikat yang turun ke bumi. Penjelasan makna ini ditegaskan dalam Surat Al Qadar ayat 4 yang artinya :
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan” (QS Al Qadar ayat 4).
Tak hanya itu, makna Qadar yang artinya sempit juga tertuang dalam Surat Ar Ra’du ayat 26 yang maknanya sebagai berikut:
“Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya bagi yang dikehendakinya” (QS Ar Ra’du ayat 26).
Itulah sebabnya mengapa malam Lailatul Qadar di sebut dengan satu malam misteri di bulan Ramadhan, tak lain hanya karena banyaknya misteri yang sangat menakjubkan bagi umat Islam di pelosok dunia.(*)