Sumenep, (Media Madura) – Salah satu program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur A Busyro Karim-Achmad Fauzi yakni ‘Nata Kota Bangun Desa’ kembali dipersoalkan mahasiswa.
Kali ini, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Anti Korupsi (Kompak) meggelar aksi unjuk rasa ke Kantor Pemkab untuk mempertanyakan realisasi janji politik tersebut.
Dalam aksi itu, massa sempat bentrok dengan pihak keamanan, aksi saling dorong juga sempat terjadi lantaran Bupati dan Wakil Bupati yang ingin mereka temui tak kunjung keluar.
Ketua Kompak, Imam Hanafi mengatakan, bahwa kedatangan dirinya tak lain adalah untuk menyampaikan beberapa fakta di lapangan soal program Bangun Desa Nata Kota yang dinilai kurang maksimal.
Menurutnya, kenyataannya pemerintah terlalu sibuk dengan keadaan di perkotaan, sehingga di pedesaan banyak yang ditinggalkan. Seperti banyaknya infrastruktur yang yang tidak layak hingga masih banyaknya warga yang menempati rumah tidak layak huni.
“Jadi untuk apa ada program Bangun Desa Nata Kota kalau misalkan hal-hal seperti ini saja sudah tidak mampu,” tudingnya.
Secara terpisah, Setkab Sumenep Bagian Pemerintahan, Carto yang menemui massa aksi mengaku pemerintah akan terus melakukan hal yang terbaik untuk membangun Sumenep berkelanjutan.
Selain itu, Pemkab tidak hanya memikirkan program Bangun Desa Nata Kota saja, melainkan ada sembilan pokok yang harus dikembangkan dan dibangun untuk menyelaraskan dengan program tersebut.
“Pemerintah itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah yang ada di Sumenep dalam waktu yang singkat, apalagi kami itu tidak hanya fokus pada satu titik saja. Masih ada pendidikan, kewirausahaan, wisata dan sebagainya. Jadi bukan infrastruktur saja,” pungkasnya.
Reporter: Rosy
Editor: Ahmadi