Sumenep, (Media Madura) – Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur bisa dibilang terlalu kecil dibanding potensi wisata yang ada.
Bayangkan saja, target PAD di beberapa objek wisata yang menjadi unggulan pemerintah, yakni wisata Pantai Lombang, Pantai Slopeng, Museum, dan Kreton hanya ditarget Rp 370 juta di tahun 2018.
Tapi, baru enam bulan saja, target tersebut sudah mencapai lebih dari 70 persen. Sebagaimana diakui Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep, Sufiyanto.
“Alhamdulillah, sekarang sudah tercapai 71 persen atau mungkin sekitar masuk Rp 280 juta dari target Rp 370 juta,” terang Sufiyanto, Kamis (26/7/2018).
Menurut Sofi, capaian tersebut terbantukan dengan adanya even Visit Year 2018 yang digelar di dua destinasi wisata, yakni Pantai Lonbang dan Slopeng. Sehingga, pihaknya optimis PAD sektor pariwisata tahun ini akan kembali melampaui target.
“Dengan pertengahan tahun ini sudah masuk 71 persen, itu artinya sampai akhir tahun nanti kita akan memenuhi target PAD, atau mungkin lebih,” katanya.
Soal target PAD yang dinilai terlalu kecil, Sofi berasalasan semua sudah sesuai dengan regulasi yang ada, bahwa target PAD wisata harus dinaikkan sebesar 15 persen setiap tahunnya.
“Pada tahun 2014 target PAD wisata hanya Rp 230 juta, tahu 2015 ditarget Rp 264 juta, tahun 2016 ditarget Rp 280 juta dan pada tahun 2017 kemarin ditarget Rp 322 juta,” paparnya.
Sofi memamparkan, sampai saat ini, Pemkab Sumenep memang hanya mengandalkan tiga objek wisata tersebut sebagai sumber pendapatan daerah.
Destinasi wisata lain, seperti Pulau Giliyang, Gili Labak hingga saat ini belum diberlakukan, karena pengelolaannya belum menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.
Di samping objek wisata tersebut, ada juga wisata relegi yang tidak kalah ramai dengan wisata bahari namun juga tidak menyumbang ke PAD, di antaranya objek Asta Tinggi, Asta Sayyid Yusuf dan Masjid Jamik.
Reporter: Rosy
Editor: Ahmadi