Bangkalan, (Media Madura) – Malam ini, alumni Pondok Pesantren Nurul Cholil Kabupaten Bangkalan, gelar pawai 1000 obor. Mereka jalan kaki sejauh 2 kilometer.
Start dari halaman pesantren di Kelurahan Demangan, berakhir di Pasarean Syaichona Kholil di Desa Martajesah. Lora Ahmat Zubair, melepas pawai
Lora Ahmat mengatakan pawai digelar untuk haul akbar pesantren tiap tanggal 5 bulan Maulid. yaitu Haul Syaichona Kholil, Haul KH Muntashor dan Haul Nyai Nadifah.
Menurut Ahmat, pawai kali ini merupakan pawai tahun ke tiga. Dia berharap kegiatan tersebut akan terus digelar secara istiqomah tiap tahun.
Setelah pawai dan doa bersama di makam Kiai Kholil selesai. Mereka kembali ke pesantren untuk mengikuti napak tilas berdirinya pesantren Nurul Cholil.
Nurul Cholil berdiri tahun 1957, oleh KH Muntashor. Dia merupakan menantu salah satu putera Syaichona Cholil yaitu KH Imron Kholil. Suatu hari, Kiai Imron melihat cahaya berderang di atas rumah menantunya. Pada santri dia bilang disana akan berdiri pesantren besar suatu saat nanti.
Ucapan itu terbukti, pada tahun 1957 KH Muntashor membuka pesantren di rumahnya. Hanya berbekal sebuah surau kecil. Santri pertamanya bernama Syafi’i. Surau itu kemudian disekat jadi empat bilik untuk kamar santri.
Lambat laun pesantren berkembang, jumlah santri terus bertambah. Pada tahun 1970an jumlah bilik yang dibangun sudah sebanyak 23 bilik. Saat tengah berkembang itulah, Kiai Muntashor wafat.
Pada 1977, putera Kiai Muntashor, KH Zubair meneruskan pengembangan pesantren dan hingga kini jumlah santrinya mencapai 2000 orang lebih putera dan puteri.
Salah satu puteranya yaitu Lora Hasani kini jabat Ketua GP Ansor Bangkalan sekaligus ketua yayasan pesantren Nurul Cholil.
Penulis : Mukmin Faisal
Editor : Arif