Pamekasan, (Media Madura) – Dewan Pendidikan (DP) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur membongkar data sekolah dasar negeri (SDN) di bawah lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik) setempat yang tidak memiliki kepala sekolah. Kecamatan Pademawu paling banyak.
“Hal ini berdasar hasil mini riset Dewan Pendidikan Kabupaten Pamekasan periode ganjil 2023-2024,” kata Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Pamekasan, Mohammad Subhan.
Subhan merinci, di Kecamatan Pademawu, ada 13 sekolah dasar yang mengalami kekosongan kepala sekolah, yaitu SDN Sentol 2, SDN Tambung 2, SDN Lawangan Daya 3, SDN Barurambat Timur 2, SDN Murtajih 3.
Selanjutnya, SDN Durbuk 1, SDN Tanjung 1, SDN Tanjung 3, SDN Tanjung 6, SDN Pademawu Barat 2, SDN JARIN 1, SDN Bunder 1, SDN Bunder 2.
Kecamatan Tanakan terdapat 9 SDN, yaitu SDN Panglegur 3, SDN Ambet 1, SDN Bandaran 4, SDN Terrak 2, SDN Bukek, SDN Larangan Tokol 4, SDN Bandaran.
Sementara 7 sekolah dasar terjadi di Kecamatan Palengaan, yaitu SDN Panaan 2, SDN Larangan Badung 3, SDN Larangan Badun 6, SDN Potoan Daya 1, SDN Pangaan Laok 4, SDN Banyupelle 3, SDN Palengaan Daya 4.
Subhan melanjutkan, Kecamatan Pamekasan terdapat 6 SDN, yaitu SDN Bugih 3, SDN Bugih 3, SDN Partiker, SDN Gladak Anyar 4, SDN Laden, SDN Bettet 2, SDN Ambat 1, SDN Larangan Tokol 4.
Di Kecamatan Galis terdapat 4 SDN, yaitu SDN Polagan 2, SDN Ponteh 2, SDN Tobungan 2, dan SDN Pagendingan 1.
“Dan banyak juga kekosongan kepala sekolah di kecamatan lain seperti di Kecamatan Proppo, Pagantenan, Pasean, Batumarmar, Kadur, Pakong dan lainnya” bebernya.
Subhan menegaskan, kekosongan kepala sekolah di beberapa kecamatan itu dibiarkan berlangsung cukup lama. Bahkan, terdapat kepala sekolah yang dianggap kurang produktif. Disdik pun dituding lamban dalam menangani krisis kepala sekolah di Bumi Gerbang Salam.
“Sangat jelas kekosongan kepala sekolah berdampak terhadap pengambilan keputusan efektif dan visioner di masing-masing satuan pendidikan di Kabupaten Pamekasan,” ujarnya.
Selain itu, Subhan mengaku kecewa terhadap Disdik Pamekasan lantaran tidak melibatkan Dewan Pendidikan dalam penilaian calon kepala sekolah (CKS).
“Proses penilaian calon kepala sekolah yang cenderung tertutup saat ini, dan tidak melibatkan Dewan Pendidikan sebagaimana diatur dalam Permendikbudristek Nomor 40 tahun 2021,” ucap Subhan.
Sementara, Kepala Disdik Pamekasan Akhmad Zaini, mengaku bukan hanya Dewan Pendidikan, Disdik juga tidak dilibatkan dalam penilaian calon kepala sekolah.
“Dalam penilaian calon kepala sekolah tersebut dari pusat,” kata Zaini saat dikonfirmasi wartawan. (Zainol/Arif)