29 C
Madura
Sabtu, April 26, 2025

Batik Sumenep ini Laris Tanpa Promosi, Pembatik Kewalahan Produksi

Must read

- Advertisement -
Redaksi
Redaksihttps://mediamadura.com
Media online yang menyajikan informasi seputar Madura. Bernaung dibawah PT Media Madura Group.

Sumenep, (Media Madura) – Batik pola atau yang dikenal dengan batik canteng koneng kini sangat laris hingga membuat para pengrajin batik di Kabupaten Sumenep kewalahan untuk memproduksinya.

Larisnya batik yang viral karena dikenakan oleh Presiden Jokowi saat memanggil para pejabat Polri di istana negara beberapa waktu lalu itu, membuat pesanan dari berbagai wilayah di Indonesia terus berdatangan.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi menerangkan, saat ini pihaknya belum mampu memenuhi pesanan dari luar, sebab untuk memenuhi kebutuhan seragam ASN di kabupaten paling timur pulau Madura tersebut, para pembatik masih kewalahan.

“Saat ini sudah over load, belum bisa memenuhi permintaan dari luar. Ini saja untuk memenuhi kebutuhan ASN pembatik sudah kewalahan. Kalau tidak percaya silahkan tanya sendiri pada pembatiknya,” kata dia.

Ditegaskan, batik tulis tersebut diproduksi dengan kualitas yang sangat baik. Pembatik hanya mampu memproduksi 250 hingga 300 buah dalam seminggu.

Sebelum batik pola itu viral, Bupati Sumenep memang telah mengeluarkan Perbup tentang seragam ASN sebagai turunan dari Permendageri. Di mana pada hari Kamis memakai batik pola dan pada hari Juma batik merah Pakandangan.

“Dengan begitu para pengrajin batik yang sebelumnya sudah tidak produksi dan banyak yang beralih profesi, karena kebijakan dan Perbup ini, mereka kembali membatik,” urainya.

Bahkan saat ini pesanan batik Sumenep terus meningkat dan pihaknya juga terus melatih pembatik baru serta anak-anak muda untuk bisa membatik.

“Kita juga bahkan telah membuat program Santripreneur agar para santri juga bisa membatik dan terus mendorong tumbub kembangnya UMKM di Kabupaten Sumenep,” jelasnya.

Khusus batik pola canteng koneng, kata Fauzi, memang mempunyai kekhasan dan filosofi tersendiri. Sehingga wajar apabila Presiden Jokowi menyukai dan mengenakannya.

“Batik yang dikenakan Presiden Jokowi dan menjadi viral tersebut sangat istimewa dan berbeda dengan jenis dan corak batik yang ada di Jawa Timur. Perbedaan pertama dari pembatiknya. Rata-rata pembatik ini usia 18 tahun sampai di bawah 30 tahun. Makanya gaul, trendi dan warnanya berani. Batik kita, presiden-pun suka,” tegasnya.

Ditegaskan, pihaknya memang tidak promosi dan tidak mengiklankan batik pola dan batik tulis produk pengrajin Sumenep itu, tetapi justru jumlah pemesan terus meningkat dan laris di pasaran.

“Ini saja tidak iklan pembatik sudah kewalahan, bagaimana kalau beriklan dan promosi,” tegasnya.(Arf/Ist)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest article