Pamekasan, (Media Madura) – Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menuturkan, saat ini ia mulai bekerja tanpa protokoler. Hal itu dilakukan untuk mempercepat kerja berdasarkan imbauan dari kementerian dalam negeri dan instruksi Presiden Jokowi.
Situasi negara saat ini, kata dia, sangat sulit, sehingga para pejabat di seluruh instansi pemerintahan diinstruksikan untuk bekerja cepat. Extraordinari kerja. “Kalau masih pakai protokoler itu nanti lama di protokoler. Makanya saya pangkas itu untuk mempercepat laju pembangunan di Pamekasan,” urainya saat menjadi pembicara dalam forum pendidikan melek media yang digelar oleh FWP di aula pendopo budaya Wakil Bupati Pamekasan. Kamis (27/10/2022) pagi.
Baddrut Tamam yang belakangan populer dengan panggilan Mas Tamam itu juga mengajak semua pihak agar bersama-sama berkontribusi terhadap percepatan pembangunan, baik pembangunan nasional maupun di Kabupaten Pamekasan.
“Situasi negara yang tengah sulit seperti ini membutuhkan kerja sama seluruh pihak. Pemerintah bersama rakyat harus bersama-sama,” katanya di hadapan forum yang dihadiri oleh jajaran pejabat perwkilan dari Forkopimda, wartawan dan ASN tersebut.
Tidak hanya soal sistem kerja yang cepat yang disampaikan, sejumlah hal juga disinggung dalam forum tersebut, termasuk ajakan dan dorongan agar wartawan juga terus bekerja dengan profesional dan menyampaikan berita yang utuh dan tidak sepotong-sepotong.
“Sebagai penyampai risalah, maka wartawan harus menyampaikan informasi secara utuh. Sampaikan informasi yang benar ya benar ya salah. Agar jadi tuntunan dan tontonan yang baik untuk masyarakat dan generasi kita selanjutnya,” tegasnya.
Sementara itu, forum pendidikan melek media yang digelar oleh FWP tersebut bertujuan membuka ruang diskusi antara masyarakat dan pemangku kebijakan dengan pers. Sebab banyak kesalahpahaman di OPD-OPD Pemkah Pamekasan tentang tugas dan fungsi wartawan.
“Beberapa orang yang bukan wartawan, kadang dianggap wartawan. PMM ini akan menjadi ruang diskusi yang bersifat klarifikasi atas hal tersebut,” kata ketua FWP Ongki Arista UA.
Ketua panita acara tersebut Umarul Faruk menjelaskan, salah satu elemen dari sembilan elemen jurnalisme adalah menyediakan forum publik untuk kritik dan mendorong dukungn warga dan pendidikan melek media adalah penerjemahan dari elemen tersebut.
“FWP berharap, PMM ini menjadi ruang edukasi, koreksi dan juga kritik tentunya satu sama lain. Pers dan pejabat publik. Wartawan tidak selamanya benar. Mari koreksi. Pun, pejabat sebagai pemangku kekuasaan juga tidak semuanya benar dan pers berhak mengontrolnya. PMM ini jadi ruang dialog untuk hal itu. Untuk menyusun kebijakan publik ke depan,” tegasnya.
Dalam forum tersebut juga mengundang sejumlah pembicara, selain Bupati Pamekasan Baddrut Tamam serta ketua FWP Ongki Arista UA, juga Ketua PWI Tabri S Munir dan Akademisi IAIN Madura Moh. Zuhdi.(Arf/Ist)