Sampang, (Media Madura) – Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta-KP) Kabupaten Sampang drh Hendra Gunawan menuturkan, banyak menerima aduan adanya sejumlah hewan ternak sapi yang mati mendadak terjadi di Desa Kara, Kecamatan Torjun.
Menurut dia, masyarakat diminta tidak panik dengan kondisi tersebut. Segera laporkan kepada instansinya apabila menemui gejala hal itu.
Untuk menghindari kematian sapi yang mendadak, pihaknya meminta agar peternak sapi menjaga kebersihan kandang dan memberikan vitamin atau probiotik agar daya tahan tubuh hewan ternak lebih meningkat.
“Diberi multivitamin untuk memperbaiki kondisi tubuh, pemberian analgesic atau pereda nyeri, obat penurun panas dan pengendalian serta pemberantasan vektor nyamuk,” ucapnya, Hendra Gunawan, Senin (31/1/2022).
Ia mengungkapkan, hasil survei oleh tim kesehatan hewan yang diterjunkan ke lokasi mendapati fakta bahwa sapi yang mati mendadak ternyata disebabkan karena virus Bovine Ephemeral Fever (BEF).
Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk, serangga, maupun lalat. Pada umumnya, hewan ternak yang terkena serangan virus BEF mengalami demam tinggi selama tiga hari. Virus tersebut memiliki masa inkubasi selama 7 hari.
“Penyakit ini lazim melanda hewan sapi atau kerbau yang berada di daerah topografi,” jelasnya.
Hendra Gunawan juga menyampaikan, gejala klinis sapi yang terserang virus BEF ialah tubuh sapi mengalami demam dengan suhu tinggi, kaki gemetar, dan pincang hingga lumpuh, dari mulut dan hidung keluar lendir.
“Biasanya sapi menunjukkan gejala awal seperti stres dan tidak mau makan, kondisi fisik lemah, malas bergerak, dan terkadang disertai diare,” terangnya.
Dirinya menambahkan, serangan virus BEF terjadi menjelang pergantian musim atau pancaroba seperti saat ini dari musim penghujan ke kemarau. (Ryan/Zainol)