Pamekasan, (Media Madura) – Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur St. Abdiyati M mengungkapkan lonjakan harga cabai rawit hingga Rp 110 ribu per kilogram disebabkan karena cuaca buruk.
Yati mengatakan, cabai petani yang seharusnya masuk masa panen membusuk akibat cuaca buruk. Datangnya musim hujan yang tidak teratur menyebabkan pasokan cabai di wilayah Kabupaten berslogan Gerbang Salam itu sangat minim, sementara permintaan sangat banyak.
“Setiap musim penghujan harga cabai rutin mengalami kenaikan, lantaran tanaman cabai milik petani banyak busuk gegara diguyur hujan,” katanya saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Kamis (16/12/2021).
Kata Yati, lonjakan harga hingga di atas Rp 100 ribu itu terjadi setiap tahun pada musim hujan. Bahkan, menurut data, harga cabai di tahun 2017 tembus Rp 175 ribu per kilogram.
“Semoga harga kebutuhan dapur ini segera kembali normal,” harapnya.
Sebelumnya, Rahmawati (37) pedagang sayur di Pasar Duko, Desa Duko Timur, Larangan mengatakan, harga cabai rawit merah mengalami kenaikan harga yang begitu cepat. Semula, harga cabai rawit sebesar Rp 50 ribu melonjak menjadi Rp 110 ribu per kilogram.
“Di sini (Pasar Duko Timur.red) Rp 110 per kilogram, tapi kalau di sini rata-rata pembeli belinya eceran, kan hanya buat konsumsi,” katanya singkat
Kondisi serupa juga dialami di Pasar Kolpajung, Pamekasan. Menurut Hasanah (35), salah seorang pedagang sayur di Pasar Pulowijo Kolpajung kenaikan harga cabai rawit itu terjadi sejak 20 yang lalu.
“Lonjakan kenaikan sejak tiga hari lalu, awal bulan masih Rp 50 ribu, kemudian naik Rp 85 ribu, kemudian lagi jadi Rp 100 ribu dan sekarang Rp 110 ribu per kilogram,” katanya.
Namun, untuk harga cabai jenis lainnya tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Dirinci, harga cabai hijau Rp 30 ribu per kilogram, cabai panjang Rp 35 ribu per kilogram. Termasuk pula jenis komoditas sayur lainnya tidak mengalami pergerakan harga. (Ahmad Rifqi/Zainol).