Pamekasan, (Media Madura) – Pandemi COVID-19 benar-benar meluluh lantakkan berbagai sendi, termasuk sendi ekonomi. Tak sedikit para pelaku UMKM yang harus gulung tikar dan terpaksa menutup lapaknya. Dagangan yang tak terbeli, modal yang habis hingga tak bisa lagi beroperasi.
Novie Camelia (35) warga Kelurahan Barurambat Timur, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur adalah salah satu pelaku usaha di bidang makanan yang bertahan karena pilihannya tidak hanya menjual secara langsung atau tradisional tetapi juga dipasarkan secara digital yakni menggunakan aplikasi Gojek dengan Gofoodnya. Sejumlah menu makanan juga disediakan di warungnya yang terletak di jalan Raya Panglegur, KM 04, Nomor 20, Kecamatan Tlanakan ini.
Kepada media ini Novi menceritakan bagaimana ia akhirnya bermitra dengan Gojek dan usahanya bisa tetap bertahan. Sebelum PPKM diberlakukan, warung yang diberi nama “Ricebowl & Catering TEMENAN” sangat laris dan banyak pembelinya.
“Tetapi setelah PPKM diberlakukan tidak ada yang beli, dan itu berlangsung cukup lama. Kami sangat kesulitan, hampir putus asa,” katanya. Senin (18/10/2021) pagi.
Akhirnya, kata pengusaha penyandang gelar doktor ilmu sosial itu, pada bulan Agustus ia memutuskan untuk memasarkan makanannya secara online dan pilihannya adalah Gojek.
“Setelah menjadi mitra Gojek alhamdulillah pembeli mulai banyak, dalam sehari bisa 4 sampai 7 order,” terangnya.
Dikatakan, pembeli tidak hanya warga sekitar warung yang terletak di pinggir jalan akses nasional itu, tetapi hampir merata dari berbagai wilayah di kota Pamekasan.
Disebutkan, awal ia membuka usaha dan memilih lokasi tersebut karena dekat dengan fasilitas publik, seperti terminal bus, kampus IAIN Madura, Kampus Unira serta kantor Imigrasi, apalagi berada di akses jalan nasional.
“Tetapi ternyata prediksi saya meleset. PPKM membuat usaha saya hampir tutup, yang saya pikirkan juga adalah karyawan. Tetapi beruntung hingga saat ini masih bertahan, salah satunya kami terbantukan oleh Gojek,” urainya.
Meskipun, kata dia, dalam setiap pemesan dari aplikasi Gofood ada pajak yang dikenakan, tetapi hal itu tidak terlalu memberatkan baginya karena hal itu merupakan kewajiban yang harus dipenuhi kepada negara.
Novi melanjutkan, situasi saat ini sudah berangsur normal setelah level PPKM terus menurun, apalagi Pemerintah Kabupaten Pamekasan terus menjalankan program vaksinasi. Pembeli yang datang ke warungnya sudah banyak dan pembeli dari aplikasi Gofood juga tetap berjalan.
“Alhamdulillah dua-duanya jalan. Pembeli mulai banyak dan pemesan dari aplikasi Gofood juga berjalan,” ucapnya dengan senyum yang berseri.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan Achmad Sjaifudin mengatakan, dampak dari PPKM memang akan menyukitkan bagi pelaku ekonomi khususnya UMKM. Sebab PPKM Darurat memang untuk menekan angka penularan COVID-19.
Tetapi, kata dia, pihaknya sudah menyarankan sejak awal diberlakukannya PPKM agar para pelaku UMKM beralih memasarkan produknya melalui pasar digital dengan memanfaatkan internet.
“Kita dorong sejak awal pandemi termasuk saat PPKM agar para pelaku UMKM memasarkan produknya tidak hanya melalui cara tradisional dan konvensional, tetapi juga digital, secara Online,” paparnya.
Hal itu, kata dia, perlu dilakukan agar para pelaku UMKM bisa bertahan dan melebarkan akses pasarnya tidak hanya secara tatap muka tetapi juga secara online yakni pasar internet. Apalagi di masa PPKM pengguna internet di Kabupaten Pamekasan mengalami lonjakan yang sangat signifikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Ketenagakerjaan (DPMPTSP Naker), Supriyanto menguraikan, pemerintah Kabupaten Pamekasan memang mempunyai program perioritas dalam bidang ekonomi dan UMKM, yakni menciptakan 10.000 wirausahawan baru (WUB).
Langkah itu, kata Supri sapaan akrabnya, untuk menggerakkan roda perekonomian dan menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda.
“Tetapi memang Pandemi membuat program ini sedikit terganggu, tetapi sampai saat ini terus berjalan dan terget 10.000 itu bisa tercapai,” katanya.
Tahun 2021 ini, kata dia, target pengusaha baru di Kabupaten Pamekasan sebanyak 1600 pengusaha dan yang sudah tercapai sebanyak 60%.
“Untuk tahun kemarin 1500 pengusaha dan sudah sesuai dengan target. Program ini akan terus berlangsung dalam beberapa tahun kedepan. Target 10 ribu itu bisa tuntas,” tegasnya.
Lebih lanjut, Supriyanto menguraikan, wirausaha baru yang dilatih oleh Pemkab Pamekasan di berbagai jenis usaha, mulai menjahit, tata rias, bordir, sepatu, termasuk kuliner dan makanan serta berbagai jenis usaha lainnya.
Terkait pemasaran hasil produk peserta WUB, kata dia, pemerintah terus memberikan pendampingan dan dorongan, dengan dipasarkan melalui toko modern dan juga mendirikan sebanyak 20 toko usaha milik rakyat (Wamira Mart) yang akan disebar di 13 kecamatan dan juga dipasarkan secara online.
Bahkan, guna terus memberikan dorongan agar para pelaku UMKM bisa tertahan, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengeluarkan edaran agar para ASN dan pejabat di lingkungan pemerintahan membeli dan menggunakan produk UMKM.(Arif/Ist)