Pamekasan, (Media Madura) -Menjelang hari raya Idul Adha 1442 Hijriyah lumrahnya warga banyak yang mencari hewan kurban, baik kambing maupun sapi, tetapi kini ceritanya berbeda. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur membuat sejumlah pedagang hewan kurban kesulitan untuk menjual hewan kurabannya.
Selain kesulitan menjual hewan kurban, para pedagang juga kesulitan untuk mendatangkan hewan kurban yang rata-rata didatangkan dari luar madura yakni dari Lumajang.
Salah satu pedagang hewan kurban asal Desa Laden, Kecamatan Kota Pamekasan, Zainatun mengatakan, menjelang hari raya Idul Adha biasanya ia bisa menjual 150 hingga 200 kambing, tetapi saat ini ia mengaku sangat kesulitan.
“Kalau sekarang saya sangat kesulitan untuk menjualnya, jangankan 100, 50 saja rasanya sangat sulit,” katanya saat ditemui di kediamannya.
Zainatun yang sudah sejak beberapa tahun ini menjadi penjual hewan kurban menguraikan, pada saat awal pandemi tahun lalu, ia masih bisa menjual sebanyak 150 ekor kambing.
“Sekarang ini baru laku 20 ekor, padahal saya hanya menyediakan 50 ekor kambing. Sulit sekali sekarang,” tuturnya dengan penuh iba.
Padahal, kata dia, modal usahanya itu merupakan pinjaman yang harus segera dibayar, tetapi penjualan hewan kurbannya tidak laku.
Dipaparkan, harga satu ekor kambing terendah Rp 2,5 juta dan tertinggi Rp 3,5 juta.
“Kalau dulu 10 hari menjelang Idul Adha seperti saat ini laku keras dan saya beberapa kali mendatangkan dari jawa. Sekarang kan semua dibatasi. Warga juga dilarang keluar rumah. Jadi gak ada yang beli ke sini,” kata Ibu tiga anak ini.
Zaitun berharap agar angka penularan COVID-19 dan PPKM Darurat segera berakhir agar situasi kembali normal.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)Â Pamekasan Achmad Sjaifudin mengatakan, PPKM Darurat memang untuk menekan angka penularan COVID-19 di Kabupaten Pamekasan dengan menekan pergerakan dan interaksi masyarakat.
“PPKM Darurat ini diberlakalukan di Jawa dan Bali. Dampaknya memang dirasakan semua sektor khususnya sektor perekonomian,” katanya.
Sejak awal Pandemi, kata dia, pihaknya sudah mendorong agar para pelaku IKM dan UMKM mulai memasarkan produknya melalui internet.
“Kita dorong sejak awal pandemi agar para pelaku UMKM untuk memasarkan produknya tidak hanya melalui cara tradisional dan konvensional, tetapi juga digital, Online,” paparnya.
Tetapi, kata Ahmad, pasar tradisional khususnya untuk hewan kurban seperti pasar sapi dan kambing di wilayah Pamekasan masih belum ditutup dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.”Tetap di buka dengan Prokes,” urainya.
Ia berharap agar pandemi COVID-19 ini segera berakhir sehingga aktivitas perekonomian di Kabupaten Pamekasan kembali bergerak dan daya beli masyarakat kembali stabil.(Arf/Ist)