Sampang, (Media Madura) – Sopir truk beras dari perusahaan jasa angkutan asal Kabupaten Lamongan, mengungkap praktik dugaan kecurangan yang dilakukan oknum Perum Bulog Banyuanyar, Kota Sampang, Madura, Jawa Timur.
Mereka mengaku kehilangan 47 karung sak atau 705 kilogram beras bantuan saat proses bongkar muat di gudang Sub Divre XII Madura Perum Bulog Sampang.
Hilangnya bantuan sosial beras (BSB) untuk disalurkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) program keluarga harapan (PKH) terjadi pada Jumat (23/10/2020) siang kemarin.
Atas kejadian tersebut pihak sopir kecewa kepada pihak Bulog Sampang. Sebab, mereka hampir rugi hilangnya beras bantuan yang bernilai lebih dari Rp 7 juta rupiah.
Awalnya, PT Surya Buana Sentosa (SBS) sebagai perusahan jasa angkutan truk mengirim tiga armada truk fuso jenis Hino yang membawa beras bantuan pemerintah pusat ke Sampang.
Setiap armada membawa 33 ton atau 2.200 karung beras. Ketika bongkar muat, ketiga armada perusahaan tersebut kehilangan muatan dengan jumlah yang bervariatif.
Totalnya mencapai 47 karung. Setiap karung berisi 15 kg. Rinciannya, truk pertama kehilangan 38 karung, truk kedua 2 karung dan truk ketiga kehilangan 7 karung.
Angga (40) salah satu sopir truk yang kehilangan 38 karung menjelaskan, dirinya bersama rekan sopir lainnya sempat cekcok mulut dengan oknum pegawai gudang Bulog atas hilangnya muatan beras.
Pihaknya bersikukuh tidak akan mengeluarkan armada truk dari dalam gudang sebelum muatannya ditemukan secara utuh. Hal itu sesuai perintah dari kantor perusahaannya (SBS-Red). Sebab, muatan yang dibawa menjadi tanggungjawab masing-masing sopir.
“Sangat aneh dan tidak masuk akal, ketika dibongkar di gudang Bulog Sampang kok jadi berkurang muatannya, muatan yang kita bawa sesuai surat jalan dari kantor itu 33 ton atau 2.200 karung, malah hilang 570 kg atau 38 karung,” ucap Angga ditemui di Sampang sembari menunggu proses bongkar muatan, Sabtu (24/10/2020).
Ironisnya, setelah diselidiki ternyata tumpukan puluhan karung beras ditemukan di dalam gudang Bulog tanpa sepengetahuan pihak sopir truk.
Kata Angga, keberadaan karung beras yang berada di dalam gudang rencananya mau didokumentasi untuk laporan kepada atasannya. Namun lagi-lagi, mendapat penolakan dari pegawai gudang.
“Jadi, 38 karung beras sudah ditemukan kemarin malam, tapi 9 karung dari truk kedua dan ketiga sampai saat ini belum ditemukan,” ujarnya.
“Setelah karung ditemukan dalam gudang itu ada pihak Bulog sempat bilang ‘Kalau hilang 5 sampai 10 karung sudah biasa mas, tapi kalau hilang 20 karung keatas bisa ketemu,” tutur Angga menirukan ucapan oknum pegawai gudang Bulog.
Dia menambahkan, selama ini dirinya mendapat pesan dari sejumlah kuli dan sopir truk beras dari perusahaan lain agar waspada dan berhati-hati ketika bongkar muat di gudang Bulog Sampang.
“Kejadian ini biasa terjadi di sopir lain cuman mereka gak berani protes seperti kami ini, Bulog Sampang sudah garis merah,” imbuhnya.
Saat beberapa media online dan televisi berusaha mengkonfirmasi di kantor Bulog Sampang di Jalan Diponegoro mendapat larangan mengambil gambar kegiatan bongkar muat di gudang.
Bahkan sejumlah pegawai gudang Bulog enggan berbicara menyikapi hilangnya beras bantuan yang akan disalurkan kepada keluarga penerima manfaat di Sampang.
“Mohon maaf mas, pihak gudang ataupun pimpinan disini tidak diizinkan memberikan keterangan kecuali ada utusan dari pimpinan di Bulog Pamekasan, disini hanya Sub Divre,” singkat pegawai gudang Bulog Sampang (Tenaga Organik) yang mengaku bernama Ansori.
Dalam kesempatan itu, Wahyu salah satu pegawai yang bertanggungjawab menangani transportasi angkutan menyampaikan bahwa persoalan tersebut sudah diselesaikan. Bahkan dirinya mengaku hanya bertanggungjawab atas hilangnya 7 karung sak beras.
“Selebihnya mengenai informasi yang hilang sampai puluhan karung itu saya tidak tahu, cuma atas inisiatif saya sendiri gantikan 7 karung saja,” pungkasnya.
Reporter : Ryan
Editor : Zainol