Sampang, (Media Madura) – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD meminta pemerintah untuk memperhatikan nasib guru honorer seperti yang dialami almarhum Ahmad Budi Cahyono, korban pembunuhan yang dilakukan siswanya sendiri.
Sebab, saat ini masih banyak para guru honorer diberbagai daerah belum diperhatikan dengan baik. Apalagi pengabdiannya mengajar di lembaga pendidikan hanya mendapat gaji yang jauh dibawah upah minimum.
“Misalkan di Jawa ini gaji guru honorer Rp 400 ribu per bulan, itu untuk orang Jakarta saja bisa hanya bepergian sehari bayar tol dan beli bensin,” tutur Mahfud MD ditemui di kediaman Budi Cahyono di Sampang, Minggu (4/2/2018) siang.
Pernyataan itu disampaikan Mahfud, dalam upaya memperbaiki nasib guru honorer khususnya di Sampang. Meski mendapat gaji yang tak sebanding, tak menyurutkan niat guru honorer dalam mengabdi.
Lalu bagaimana perhatian pemerintah pusat terkait nasib guru honorer ?
Sabtu (3/1/2018) pukul 11.30 WIB kemarin, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI berkunjung ke Sampang, Madura, Jawa Timur.
Dalam kunjungan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad, di rumah duka almarhum Ahmad Budi Cahyono, sebagian contoh kecil perhatian pemerintah meratapi nasib guru honorer.
Rencananya pemerintah pusat memberikan pengangkatan PNS istimewa terhadap ayah korban, M Satuman Ashari, yang menjadi guru honorer hampir 20 tahun.
Karena, terganjal aturan dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), pemerintah hanya bisa menyiapkan beasiswa kepada calon anak, almarhum Ahmad Budi Cahyono, yang masih di usia kandungan lima bulan. Guru honorer itu meninggal dunia dianiaya siswanya berinisial HI (17).
“Tadi malam komunikasi dengan BKN ternyata aturannya tidak bisa sehingga dialihkan memberikan bantuan beasiswa kepada anaknya,” ujarnya.
Reporter : Ryan Hariyanto
Editor : Arif