Pamekasan, (Media Madura) – Pengurus Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC. GP. Ansor) Pamekasan, Madura, Jawa Timur bersama perwakilan umat Budha setempat mengutuk kekerasan krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar.
Pernyataan disampaikan oleh ketua PC GP. Ansor, Pamekasan Fathorrahman dan Kosala Mahinda selaku Kepala Vihara Avalokitesvara Candi, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan.
Fathorrahman mengecam kejadian yang menimpa Muslim Rohingya. Menurutnya, kejadian di Myanmar bukan masalah agama murni melainkan faktor geo politik.
“Saya atas nama Pemuda NU mengutuk kekerasan itu, apapun alasannya, kekerasan tidak bisa dibenarkan,” katanya, Senin (11/9/2017).
Paong sapaan akrabnya Fathorrahman, kekerasan yang dilakukan oleh oknum umat Budha di Rohingya jangan dijadikan alasan untuk menjustifikasi dan menyakiti umat Budha Indonesia.
“Tidak logis jika umat Budha Indonesia disamakan dengan oknum umat Budha di Rakhine State (Rohingya),” tambahnya.
Sementara pimpinan Vihara Avalokitesvara, Pamekasan, Kosala Mahinda, tindakan tidak berkeprikemanusiaan itu merupakan bentuk keperihatinanan dan tidak dibenarkan oleh agama apapun.
“Intinya, kami mengutuk kekerasan yang terjadi di Myanmar. Itu tidak bisa dibenarkan. Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan,” kata Kosala kepada wartawan.
Keduanya dan anggota GP Ansor lainnya melakukan penggalangan dana di sepanjang, Jalan R. Abd. Aziz, No. 95 Pamekasan, usai itu menandatangani pernyataan sikap, mengutuk krisis kemanusiaan etnis Rohingya.
Reporter: Rifqi
Editor : Arif