Sampang, 2/3 (Media Madura) – Sejumlah wartawan yang bertugas di wilayah Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Kamis (2/3) pukul 10.30 WIB, melakukan aksi demo sebagai bentuk solidaritas di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.
Aksi mengatasnamakan Gerakan Jurnalis Anti Kekerasan itu buntut kekecawaan sikap arogansi seorang Kepala Dinkes Sampang dr Firman Pria Abadi yang terkesan melecehkan profesi para kuli tinta.
Sekitar pukul 13.00 WIB Selasa (28/2) kemarin, wartawan dari Trans7 Kamaluddin hendak mengkonfirmasi pemberitaan terkait keberadaan penyakit leptospirosis yang menyerang sebanyak 27 warga.
Namun, nyatanya saat ditemui di kantornya, Firman Pria Abadi meminta agar persoalan penyakit leptospirosis tidak diekspos skala nasional. Bahkan, ia di hadapan para staf lainnya dengan nada tinggi menilai pemberitaan wartawan selalu memojokkan kinerja Dinas Kesehatan.
“Wartawan selalu memberitakan yang jelek-jelek terus, dan selalu memplentir pemberitaan,” ujar Kamaluddin wartawan Trans7 saat menirukan gaya dr Firman Pria Abadi, Kamis (2/3/2017).
Dalam aksi, puluhan pewarta membawa kain putih baliho serta poster dan menaruh kartu pengenal wartawan di depan kantor Dinkes.
Mereka menuntut Firman Pria Abadi meminta maaf atas sikap arogansi, mengklarifikasi kata-kata yang merendahkan profesi jurnalis, harus memahami Undang-Undang Pers Nomor 40 tahun 1999, dan transparansi segala kegiatan Dinas Kesehatan.
Korlap Aksi Didik Setia Budi wartawan Net TV, mengatakan jika tuntutan tidak dipenuhi, mereka akan melaporkan ke ranah hukum. Termasuk memboikot pemberitaan berkaitan dengan program, baik pelayanan maupun mengungkap temuan yang sengaja disembunyikan kepada publik.
“Karena sudah jelas sikap arogansi seorang pejabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan telah bertentangan dengan kebebasan pers,” tegasnya.
Sementara itu, saat menemui wartawan, Kepala Dinas Kesehatan Sampang dr Firman Pria Abadi secara tegas meminta maaf kepada seluruh wartawan atas sikap arogansinya. Serta, menuruti menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi kembali perlakuan arogansi itu.
“Saya meminta maaf atas kejadian kemarin dan tidak ada maksud merendahkan profesi wartawan, dengan kejadian ini menjadi nilai koreksi untuk kedepan,” tandasnya.
Reporter: Ryan Hariyanto
Editor: Ahmadi