Sumenep, 24/2 (Media Madura) – Ketidakhadiran Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Sumenep, Madura, Jawa Timur, A Shadik dalam pembongkaran sitaan paket berbau misionaris yang diamankan dari beberapa Sekolah Dasar dipertanyakan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas).
“Kadisdik kan diundang dalam pembongkaran paket ini, kok malah tidak hadir. Ingat jangan cuci tangan, Pak Sadik harus bertanggungjawab penuh karena ini urusan aqidah anak didik,” kata juru bicara gabungan ormas islam Sumenep, dr Anwar Luthfi dihadapan awak media, Jumat (24/2/2017).
Sejumlah ormas Islam diantaranya, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, NU, Muhammadiyah, Gerakan Umat Islam Sumenep, Toriqoh Kodariyah Naksabandiyah, Pemuda Muhammadiyah, FPI Sumenep, dan beberapa elemen ormas lain yang datang dalam pembongkaran paket kardus misionaris di Mapolres Sumenep mengaku kecewa.
Orang nomor satu di lingkungan Disdik itu tidak terlihat dalam proses pembongkaran puluhan kardus paket berbau misionaris meskipun diundang. Ketidakhadiran tersebut dianggap oleh sebagian kalangan tidak layak lagi menjadi pimpinan. “Bukan cuma lepas tangan, tapi mereka cuci tangan, tidak layak beliau jadi pimpiman,” tegasnya.
Mestinya, kata Anwar, sebagai pejabat negara Shadik respek menyikapi beredarnya barang itu karena meresahkan masyarakat. Apalagi Disdik telah memberikan izin kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan.
“Sangat disayangkan, selevel Kepala Dinas tidak hadir untuk menyaksikan pembongkaran barang bukti dan mendengarkan keluhan kami,” ujarnya dengan nada kecewa.
Sementara Kepala Disdik Sumenep, A Shadik membenarkan dirinya tidak menghadiri undangan itu, lantaran bersamaan dengan agenda kedinasan yang tidak bisa ditinggalkan. Namun, dirinya menolak diwawancarai oleh awak media. “Itu sudah kemarin, tidak usahlah, saya masih sibuk,” katanya saat ditemui di kantornya singkat.
Reporter: Panji Agira
Editor: Zainol