Pamekasan, 23/2 (Media Madura) – Manajemen Madura United kecewa dengan pengunduran jadwal kick off Liga 1 2017. Sebelumnya, Kongres PSSI di Bandung memastikan jadwal kick off Liga 1 digelar pada tanggal 26 Maret mendatang.
Namun, Ketua Umum PSSI, Edi Rahmayadi sendiri yang memutuskan jadwal kick off Liga 1 mundur paling lama satu bulan dari jadwal semula. Kemungkinan digelar pada bulan April. Keputusan PSSI ini oleh manajemen Madura United dianggap menyalahi aturan hasil Kongres.
“Untuk kepastian Liga ini tentu sangat mengganggu klub. Jadi apapun Madura United itu mengikuti mekanisme organisasi. Di mana Kongres itu memutuskan 26 Maret,” ucap Manajer Madura United, Haruna Soemitro.
Dampak yang paling dirasakan oleh Madura United akibat pemunduran jadwal kick off, jelas Haruna, mengenai gaji dan kontrak pemain. “Sehingga kita mengeksekusi semua kontrak dan gaji pemain itu mengikuti dari hasil Kongres yang Liga 1 dimulai 26 Maret itu,” terangnya.
Haruna berujar, sistem pemberian gaji seluruh pemain asuhan Gomes De Oliviera itu distart pada bulan Februari dan berakhir November mendatang.
“Kalau sampai mundur lagi, tentu ini akan sulit menformulasikan bagaimana gaji pemain, bagaimana tentang urusan kontrak pemain. Yang peting kita sudah mengeksekusi semua gaji pemain distart bulan Februari dan kita asumsikan berakhir bulan November. Nah, kalau Liga itu kemudian mundur lagi satu bulan, maka dipastikan kompetisi itu tidak akan mundur”, kata Haruna menegaskan.
Haruna meminta PSSI tegas dalam memutuskan jadwal kick off Liga 1, sekalipun dipastikan diundur. Sebab, diyakini tidak hanya Madura United yang menunggu kepastian jadwal tersebut.
“Yang penting sekarang ini adalah segera beri kepastian, mau mundur April, mau mundur kapan. Itu segera beri kepastian karena bisnis butuh kepastian,” tutup Haruna.
Reporter: Zainol
Editor: Ahmadi