Sampang, 19/1 (Media Madura) – Puluhan pedagang pasar Pangarengan, Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, mendadak ricuh dengan pengelola pasar. Akibatnya, pasar yang baru dibangun dan masih belum beroperasi itu ditolak pedagang dengan memasang baliho penolakan di sejumlah pagar kios.
Mahfud Hariyanto (40) perwakilan pedagang pasar Pangarengan mengatakan protes pedagang itu dikarenakan keberadaan pasar baru banyak menuai persoalan.
Diantaranya, mulai dari ketidakpuasan menjelang penempatan pedagang terhadap pembagian lahan kios, hingga dampak lingkungan bangunan pasar mengakibatkan pemukiman penduduk di sekitar terjadi banjir ketika musim hujan.
“Jatah tempat kios baru itu banyak masalah seperti ada pedagang yang mendapat dobel dengan nama satu orang. Lalu bagaimana dengan nasib pedagang lain yang belum punya kios,” katanya, Kamis (19/1/2017).
Untuk itu, ia meminta kepada pemerintah agar pembagian kios pasar sesuai kebutuhan pedagang secara merata. Sehingga dengan kondisi itu, perlu perombakan kios yang sudah ditempati. Termasuk adanya pembahasan ulang dengan seluruh pedagang untuk sistem penempatan kios.
“Siapa yang butuh itu yang lebih didahulukan dan diproses, bukan karena pedagang yang duluan punya bangunan lebih awal,” terangnya.
Sementara saat sejumlah media mencoba mengkonfirmasi kepada pengelola pasar, dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sampang justru memilih kabur.
Ironisnya lagi, selama ini pengelola pasar tidak pernah ada komunikasi dengan musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika) yakni Polsek, Koramil, dan Kecamatan Pangarengan.
“Sehingga ketika ada persoalan seperti ini kami juga yang kena imbasnya, ini faktor selama yang tidak pernah komunikasi,” terang Kapolsek Pangarengan Iptu Tomo.
Penulis: Ryan Hariyanto
Editor: Ahmadi