Pasuruan, (Media Madura) – Sebanyak 150 tokoh masyarakat, 65 kepala desa, dan aktivis pemuda dari berbagai daerah di Madura berkumpul di The Pavilion at Taman Dayu, Pasuruan, Kamis (24/11). Mereka mengikuti Sosialisasi Perda Jatim Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Pemberdayaan Desa Wisata yang digelar Komisi B DPRD Jatim.
Terjadi hal mengejutkan saat Ketua Komisi B DPRD Jatim Aliyadi Mustofa memberikan sambutan. Para kades itu tiba-tiba teriak “Pak Aliyadi Gubernur,”. Teriakan itu disambut tepuk tangan seluruh peserta yang hadir di ballroom megah tersebut.
Kepala Desa Bajang, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan, Moh. Mokri salah satu yang berteriak lantang. Menurut dia, Aliyadi Mustofa sangat layak memimpin dan menjadi orang nomor satu di Jawa Timur.
Selama menjadi anggota DPRD Jatim, Aliyadi banyak memberikan manfaat kepada masyarakat. Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga peningkatan sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan-pelatihan.
Sejak melenggang ke Indrapura, lebih dari 800 madrasah, madrasah diniyah, musallah dan masjid yang dibantu Aliyadi. Kemudian, dari segi infrastruktur seperti saluran, pelengsengan dan pavingnisasi, jalan-jalan desa hingga jembatan sudah tidak terhitung titiknya.
Bahkan, yang paling dirasakan manfaatnya adalah pembangunan sumur bor di desa-desa yang kesulitan air. Beberapa desa di Kecamatan Karang Penang dibangun sumur bor sehingga masyarakat yang semula kesulitan air kini mudah mendapatkan air bersih.
“Sangat banyak program Pemprov Jatim yang digelontorkan ke Madura berkat perjuangan Pak Aliyadi. Kami sangat berterima kasih dan mendorong Pak Aliyadi jadi Gubernur Jatim,” kata kades millenial itu.
Sementara itu, Kades Bulangan Barat, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan, H Faisol menyampaikan, peran Aliyadi dalam membantu masyarakat Madura dalam kapasitasnya sebagai anggota dewan sangat maksimal.
Menurut H Faisol, langkah-langkah konkret mantan anggota DPRD Sampang itu, akan lebih maksimal jika nantinya menduduki Gubernur Jatim.
Sebab, gubernur merupakan eksekutor program-program yang ada di Pemprov Jatim. Kebutuhan masyarakat Madura akan lebih mudah dipenuhi jika Aliyadi menjadi eksekutor program tersebut.
“Kami mendorong Pak Aliyadi menjadi gubernur bukan semata merebut jabatan, tapi lebih pada kebermanfaatkan,” ungkap H Faisol.
Sementara itu, Aliyadi Mustofa menyampaikan terima kasih atas dukungan dan dorongan para kades. Hanya, dia mengaku tidak ambisius mengejar jabatan.
“Di mana pun saya berada, yang terpenting adalah memberikan manfaat bagi bangsa, agama dan negara, saya tidak pernah ambisi terhadap suatu jabatan, saya tahu diri” katanya.
Anggota dewan dengan perolehan suara terbanyak nasional di internal PKB itu meminta doa agar melalui jabatan yang diemban terus menebar manfaat. Jika jabatannya tidak memberikan manfaat, Aliyadi meminta doa agar jabatan tersebut segera dicabut oleh Allah SWT.
“Saya minta doa dari ajunan semua, jika jabatan saya tidak memberikan manfaat bagi bangsa, agama dan negera, semoga jabatan ini segera dicabut oleh Allah SWT,” katanya. (*)