Sampang, (Media Madura) – Bantuan beras sejahtera (rastra) yang diterima sebagian keluarga penerima manfaat (KPM) di Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, tidak kayak konsumsi. Beras tersebut didapati banyak serangga kutu.
“Iya, masak rastra yang diterima warga banyak kutu dan warnanya pekat, ini tak layak konsumsi,” ungkap Abdul Wahed (39) salah satu penerima rastra asal warga Desa Gulbung Kecamatan Pangarengan, Senin (16/7/2018).
Menurutnya, kasus rastra tak layak konsumsi itu sudah dilaporkan kepada dewan agar segera ditindaklanjuti. Masyarakat berharap rastra yang diterima diganti oleh pihak Bulog.
Anggota Komisi IV DPRD Sampang Maniri, mengaku telah menerima laporan masyarakat terkait kualitas rastra di wilayah Pangarengan. Laporan itu atas laporan warga, bukan hasil temuan tim pemantau.
“Sangat kecewa, kenapa tidak tim pemantau menemukan rastra kualitas jelek, malah warga yang melapor, berarti tim pemantau tidak kerja dan maksimal dalam melakukan pengawasan kualitas beras,” jelasnya.
Maniri, menyatakan seharusnya tim pemantau melakukan kroscek terlebih dahulu sebelum beras disalurkan kepada penerima. Sebab, hal itu berkaitan dengan keamanan dan kesehatan warga setelah mengkonsumsi beras tersebut.
Apalagi, pemerintah sudah menganggarkan gaji dan tunjangan tim pemantau rastra sebesar Rp 800 juta. Namun, kinerjanya tetap tidak profesional.
“Selama ini tim pemantau hanya mengawasi rastra saat diturunkan dari truk, tidak memeriksa kondisi beras, maka itu Dinsos dan Bulog harus tanggungjawab dan melakukan evaluasi kinerja tim pemantau, kalau sengaja lalai cepat dicarikan pengganti,” terang politikus PKB.
Sementara itu, Kepala Dinsos Sampang Mohammad Amiruddin mengaku hingga kini ini belum menerima laporan terkait warga yang menerima rastra dengan kualitas jelek. Bahkan, dirinya mengklaim selama ini kinerja tim pemantau dalam melakukan pengawasan pendistribusian bantuan rastra sudah berjalan baik.
”Kalau kinerja tim pemantau dikatakan tidak maksimal, itu tidak benar, setiap bulan mereka aktif memberikan laporan, anggota tim terdiri dari dinsos, Bulog, dan dokter,” kata Amir.
Dirinya menyakini bahwa jumlah tim pemantau sudah sesuai dengan ketentuan. Satu petugas memantau tiga desa. Ke depan, pihaknya berjanji akan lebih ketat dalam mengawasi kualitas beras rastra. Mulai dari penurunan beras dari Bulog hingga ke tangan penerima.
”Kami imbau kepada warga yang menerima rastra tidak layak konsumsi agar segera mengembalikannya ke Bulog, nanti disana akan mengganti dengan beras yang bagus,” tuturnya.
Kepala Gudang Bulog Sampang Yuda Ganesa mengaku, sejauh ini belum menerima laporan dari Dinsos terkait kualitas rastra tidak layak konsumsi yang diterima warga. Dia mengklaim selama ini pengawasan terhadap kualitas beras sudah baik.
Saat beras tiba di gudang, langsung diturunkan dari truk dan disimpan dalam gudang. Pihaknya tidak bisa memeriksa satu per satu karung rastra karena harus membutuhkan waktu yang lama.
”Kami siap mengganti beras jelek dengan yang bagus sesuai jatah yang diterima warga, terkadang memang kualitas beras jelek karena terlalu lama disimpan di gudang dan pihak kecamatan cenderung lambat dalam melakukan penebusan,” akuinya.
Untuk diketahui, total jatah bantuan rastra di Kabupaten Sampang mencapai 14.341,4 ton setahun. Jumlah itu akan diterima bagi 119.512 KPM di 14 Kecamatan se-Kabupaten Sampang.
Reporter : Ryan Hariyanto
Editor : Ist