Sumenep, (Media Madura) – Masalah ancaman banjir di wilayah Kota Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur kini menjadi topik utama. Tidak hanya di media sosial, tapi juga dalam pemberitaan media massa.
Bukan tanpa alasan, sebab banjir yang terjadi pada hari Senin (26/2/2018) dan merendam puluhan rumah serta jalan-jalan protokol sudah benar-benar menimbulkan kekhawatiran, bahwa kaupaten berjuluk Kota Keris ini akan langganan banjir.
Menanggapi berbagai ketakutan publik tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat (PUPR) dan Cipta Karya Sumenep, Bambang Iriyanto langsung angkat suara. Katanya, pihaknya akan melakukan normalisasi terhadap 14 titik saluran air.
“Kami akan melakukan normalisasi terhadap 14 titik saluran air,” kata Bambang Iriyanto, pada awak media, Senin (26/2/2018).
Rencananya, Dinas PUPR dan Cipta Karya akan mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi terjadinya banjir, yakni dengan cara membuat saluran baru, mulai dari Jalan Kartini hingga Jalan Jati Mas.
Salauran tersebut untuk menjadi pembuangan ke kali Patrian dengan tinggi 5,6 meter dan jaraknya sejauh 1030 meter. Selain itu juga membuat saluran baru yang menghubungkan saluran Jalan Raya Gapura sisi utara menuju kali Patrian dengan jarak 600 meter dengan beda elevasi hampir 2 meter.
“Normalisasi saluran MTs Negeri menuju Koramil, saluran baru Jalan Pahlawan-Perempatan Tugu Keris melewati Jalan KH Zainal Arifin menuju kali Kebun Angung atau kali Anjut,” paparnya.
“Normalisasi juga akan dilakukan saluran air yang berada di depan rumdin wakil bupati menuju kali Marengan disertai dengan satu pompa yang kapasitasnya 1,5 m3/detik,” sambungnya.
Pembuatan saluran baru depan rumdin bupati Sumenep akan juga dibuat menuju kali Marengan, kemudian saluran baru di Jalan Trunojoyo bagian selatan dari perempatan terminal baru menuju kali Sarokah. Selain itu, juga pembuatan saluran baru di depan Masjid Jamik menuju saluran ke Jalan Dr. Wahidin.
“Sedangkan saluran di Jalan KH Mansyur dirubah arah alirannya yang awalnya dari barat menjadi dari timur. Untuk saluran air di samping puskesmas Pandian dan sistem drainase di kecamatan akan dilakukan normalisasi,” terang mantan Kepala Disbudparpora Sumenep ini.
Menurutnya, terjadinya genangan air di beberapa lokasi perkotaan Kabupaten Sumenep setiap hujan deras turun, diakibatkan karena tidak berfungsinya drainase dan adanya perubahan tata guna lahan (Land Use).
Di samping juga banyak area terbuka yang dapat menyerap air, saat ini berubah menjadi lahan berpaving, sehingga pada saat hujan deras tidak terserap.
“Ini perlu penanganan serius dan segera ditangani. Oleh karena itu saya langsung mengirimkan surat ke bapak Bupati untuk meminta petunjuk dalam pelaksanaan proyek normalisasi saluran air di Sumenep, jika hal itu dilaksanakan semua anggarannya sekitar Rp 55 miliar,” ujarnya.
Namun pada tahun 2018 ini, pihaknya baru visa mengambil langkah awal dalam penanganan banjir dari luapan kali Marengan, yakni membuat rekayasa sistem drainase dalam mengurangi daerah pematusan (cathment area) dengan anggaran total Rp 7 miliar yang akan digunakan untuk normalisasi di empat titik.
Keempat titik tersebut, yakni saluran drainase Jalan Gapura ke kali Patrian, Pembangunan saluran MTsN-Koramil menuju kali Patrian, embangunan Kolam Detensi Perumahan Asabri dan pembangunan Drainase Jl. Kartini-Jl. Jati Mas Emas menuju Kali patrian.
“Jika dilakukan semua pada tahun tidak ada anggaranya karena akan menelan anggaran sekitar Rp 55 miliar, makanya kami melakukannya secara bertahap,” tutupnya.
Reporter: Rosy
Editor: Ahmadi