Sampang, (Media Madura) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Madura, Jawa Timur memiliki sejumlah badan usaha milik daerah (BUMD) yang telah beroperasi. Namun demikian, belum semua BUMD mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD).
Anggota Komisi II DPRD Sampang Moh. Hodai, mengatakan dari sekian BUMD capaian penghasilan selama tiga tahun terakhir belum maksimal yakni hanya berada dikisaran 60-75 persen.
“Maka itu semua badan usaha plat merah di Sampang harus lebih produktif,” kata Hodai, Selasa (30/1/2018).
Menurutnya, ada dua BUMD yang konsisten menyumbang PAD terdiri dari PT Sampang Sarana Shorebase (PT SSS), dan PT BPRS Bakti Artha Sejahtera (BAS).
Sedangkan, kontribusi beberapa BUMD lainnya belum jelas. Bahkan, angka tunggakan retribusi masih tinggi. Seperti, PDAM Trunojoyo, piutang berjalan sejak Januari sampai Oktober 2017 mencapai Rp 621 juta.
“Perlu ada komitmen yang jelas dari masing-masing BUMD dalam memenuhi capaian penghasilan, salah satunya dengan melakukan perubahan manajemen yang lebih baik, dan perlu ada penanganan dan perhatian yang lebih serius dari Pemkab terhadap BUMD,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Sampang Puthut Budi Santoso mengklaim semua BUMD sudah berjalan dengan baik dan menyetor PAD. Meskipun, belum sepenuhnya maksimal.
Terpenting, lanjut Puthut, program kerja yang dijalankan jelas dan harus bisa memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat.
“BUMD sudah banyak yang nyetor PAD dan semakin membaik seperti Apotek Trunojoyo dan PDAM Trunojoyo, soal faktor minimnya PAD sebagian badan usaha ini karena tingginya tunggakan pelanggam atau nasabah,” tuturnya.
Dirinya menambahkan, keberadaan BUMD di Kabupaten Sampang diharapkan terus memberikan kenaikan yang signifikan, sehingga target PAD yang dicanangkan dapat berjalan maksimal, terlebih saat ini sejumlah BUMD mulai menunjukkan prospek positif.
Reporter: Ryan Hariyanto
Editor: Zainol