Sumenep, (Media Madura) – Masih ingat dengan rencana Pemerintah Kabupaten Sumenep membangun Payung raksasa ala Masjid Nabawi di depan Masjid Jamik Sumenep.
Ya, itu merupakan salah satu mega proyek Pemkab untuk mempercantik kota Sumenep menjelang Visit Year 2018, anggarannya mencapai Rp 11 miliar yang bersumber dari APBD Sumenep.
Nah, kabar terbarunya, saat ini proses pembangunan payung megah tersebut akan segera dimulai. Pasalnya, proses perencanannya dikabarkan sudah tuntas.Â
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman, dan Cipta Karya Sumenep, Madura, Jawa Timur Bambang Irianto menyatakan, saat ini tahap perencanaannya sudah selesai dilakukan oleh pihak rekanan.Â
“(Proyek payung megah) Pasti lanjut dong, Tapi memang ada perencanaan, dan ada pelaksanaan. Sekarang baru tuntas perencanaannya,” tutur Bambang Irianto saat bincang santai dengan media ini diruang kerjanya.
Dia menuturkan, pembangunan payung yang akan menjadi salah satu payung elektrik terbesar di Indonesia ini memang dianggarkan Rp. 11 miliar, tetapi dalam dua tahap, yakni pada APBD tahun ini dan APBD tahun depan.
“Total anggaran yang dibutuhkan Rp. 11 miliar, rencananya untuk membangun sebanyak empat payung besar,” paparnya.
Menurutnya, dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, akan ditangani pihak berbeda. Sebab, alat-alat canggih yang diperlukan tidak berada di satu negara, melainkan tersebar dibeberapa negara.
“Tenaga perencana yang kami tunjuk, kemarin sudah melakukan observasi di lokasi. Mereka melakukan banyak hal, seperti mengukur kadar tanah, kadar udara dan kadar cuaca,” ceritanya.
Kata Bambang, ada yang menarik saat rekanan dari luar Madura melakukan observasi lokasi pembangunan payung, tersebih saat mengukur kadar tanah.
“Ya, usai observasi, kadar tanah, kadar udara dan kadar cuaca semuanya oke. Cuma ya itu, namanya Masjid Jamik ya, itu bikinan para wali, ada lah semacam kejadian-kejadian mistis,” ujarnya.Â
Kisah mistis itu adalah, konon, saat tim melakukan pengukuran kadar tanah, alat ukur berupa besi yang ditusukkan jauh kedalam tanah mengalami patah. Uniknya, kejadian mistis itu tidak sekali terjadi melainkan tiga kali. Padahal tak ada hambatan bebatuan didalamnya.
“Itu sampai tiga kali besi mengalami patah, padahal dibawah (tanah) nggak ada apa-apa, nggak ada batu atau hambatan lainnya,” kisah Bambang.Â
“Tapi Alhamdulillah semua proses berjalan lancar, setelah kita lakukan ritual selamatan. Selanjutnya, ayo kita doakan dan dukung bersama agar pembangunannnya lancar hingga selesai,” tutupnya.Â
Reporter : Rosy
Editor : Arif