Sampang, 2/2 (Media Madura) – Lantaran jarang masuk kantor selama 2 tahun, Bupati Sampang A Fannan Hasib bakal dilaporkan kepada Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Hal itu disampaikan Ketua Komisi I DPRD Sampang Moh Hodai.
“Ruang kerja dikunci dan benar Bupati Sampang A Fannan Hasib jarang ngantor dengan alasan selalu sakit,” tegas Hodai, Rabu (1/2/2017).
Temuan jarang ngantor itu setelah pimpinan komisi tersebut melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang di Jalan Jamaludin pada Selasa (31/1) kemarin.
Sehingga, hasil sidak itulah perlu ditindaklanjuti serius oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Sebab, dengan kondisi pemerintahan yang saat ini terbilang timpang sangat mengganggu jalannya pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Sampang. Bahkan, membuat sejumlah persoalan dibiarkan terkatung-katung.
Dijelaskan Politisi Partai Demokrat ini, persoalan bupati yang sudah dua tahun tidak ngantor nantinya juga bisa mengarah kepada hak interpelasi. Namun sebelum hak interpelasi digunakan, pihaknya akan lebih memprioritaskan untuk melaporkan ke Pemprov Jatim dan akan membeberkan sejumlah fakta atas kinerja bupati yang selama ini tidak maksimal.
”Kondisi ini perlu ditindaklanjuti secara serius, ini berhubungan dengan pelayanan dan pembangunan Sampang, jika tidak ada perubahan minggu ini akan melaporkan ke Gubernur Jawa Timur,” ungkapnya.
Politisi asal Robatal ini menegaskan, secara administrasi memang tidak ada persoalan. Namun terkait kinerja maupun pengawasan terhadap organisasi perangkat daerah (OPD) perlu dipertanyakan. Karena sangat tidak relevan ketika semua aktivitas dikerjakan di rumah dinasnya.
”Kenapa sampai dua tahun ini tidak ada pelimpahan wewenang ke wakil bupati, secara administratif memang tidak ada masalah, tapi evaluasi kinerja setiap SKPD siapa yang mengawasi selama ini, sehingga terbukti selama ini sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) sangat luar biasa, ini akibat ketidakaktifan bapak bupati,” tegasnya.
Selain itu, ia juga sangat menyayangkan ketika ada pernyataan dari bagian humas meski kondisi bupati sakit dan tidak mengantor tetap melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya. Menurunya, sangat tidak masuk akal ketika dalam kondisi sakit masih bisa membubuhkan tanda tangan.
”Nah itulah jawaban humas yang membohongi publik, bagaimana seorang yang sakit bisa melayani masyarakat ya tidak masuk akal dong, jadi saya berharap kepada eksekutif sampaikan apa adanya kalau bupati benar-benar sakit dan tidak melaksanakan tugasnya,” tambah Hodai.
Terpisah, Kabag Humas Pemkab Sampang Yulis Juwaidi mengungkapkan, meskipun bupati jarang tidak masuk kantor tetapi tugas pokok dan fungsinya tetap dijalankan. Sehingga tidak ada masalah dan tidak harus dipermasalahkan.
”Selama tidak cuti ya tidak ada pelimpahan wewenang, beliau (bupati) tetap menjalankan tugasnya,” singkatnya.
Reporter: Ryan Hariyanto
Editor: Ahmadi