Pamekasan, (Media Madura) – Calon Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, nomor urut 3, Muhammad Baqir Aminatullah, blusukan ke Dusun Candi Selatan, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan, Selasa, 15 Oktober 2024. Ra Baqir, begitu disapa, ingin mendengar keluhan dan aspirasi para petani garam.
Dalam blusukan itu, Ra Baqir mendatangi langsung petani garam dan melakukan dialog, para petani mengeluhkan harga yang cenderung menurun setiap tahunnya.
Jatim, Petani garam asal Dusun Candi Selatan, Desa Polagan mengatakan harga garam di Pamekasan cenderung tidak stabil, harga terendah Rp 700 per kilo gram.
“Dengan harga segini petani garam rugi Ra (Ra Baqir red,),” kata Jatim, saat dialog dengan Ra Baqir.
Petani berusia 40 tahun tersebut berharap Ra Baqir dan Taufadi memperhatikan petani garam jika terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan serta dapat menaikan harga garam dengan layak.
“Harga paling tinggi Rp 3.000 per kilo gram, setelah itu harganya rontok lagi, terus menurun hingga ke titik terendah Rp 600-700 per kilo gram,” keluh Jatim.
Selain itu, lanjut Jatim menjelaskan, petani garam di Pamekasan cukup sering mengalami gagal panen, kondisi buruk itu tidak diharapkan para petani.
Mendengar keluhan tersebut, Ra Baqir memastikan akan memperhatikan keluhan dan aspirasi petani garam jika ikhtiar pasangan BERBAKTI nanti terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan.
“Soal harga garam murah nanti akan dikaji detail sehingga dapat mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk harga garam, yang pasti kami komitmen untuk berjuang agar petani tidak merugi,” tutur Ra Baqir.
Ra Baqir kemudian menjelaskan langkah konkrit pasangan BERBAKTI bagi petani garam, yakni asuransi petani garam gagal panen, program ini bagian dari upaya Ra Baqir & Taufadi untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam di Pamekasan melalui pendekatan 3B: Bela, Beli, dan Bagi.
“Bela berarti mencintai produk lokal. Kami akan mendorong para petani garam di Pamekasan untuk menjual garam dalam bentuk kemasan, yang kemudian akan diedarkan ke toko-toko kelontong di setiap desa,”
Selanjutnya, Beli adalah upaya meningkatkan daya jual produk garam lokal dengan mengemasnya dalam bentuk yang lebih menarik dan mudah dipasarkan.
Terakhir, Bagi berarti mempromosikan dan mem-branding produk garam lokal hingga ke tingkat nasional dan internasional, sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
“Program asuransi ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam di Pamekasan,” terang Ra Baqir.(Rls/Ist)