Sampang, (Media Madura) – Angka kemiskinan di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengalami penurunan signifikan menjadi 20,83 persen. Jumlah itu turun dibandingkan awal tahun lalu berada diangka 21,76 persen.
“Angka ini merupakan angka penurunan paling besar se-Madura,” ucap Penjabat (Pj) Bupati Sampang Rudi Arifiyanto, Sabtu (21/9/2024).
Rudi Arifiyanto dilantik menjadi Pj Bupati Sampang pada Selasa 30 Januari 2024 oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Selama 8 bulan pasca dilantik, mantan Sekretaris Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu terus menunjukkan berbagai inisiatif dan terobosan program kerja.
Alumni Universitas Hiroshima, Jepang, ini berjanji akan membawa pengalamannya selama bertugas di Pemerintah Pusat untuk memberikan dampak positif bagi Kabupaten Sampang.
Dirinya berusaha melakukan program yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan taraf kesejahteraan masyarakat Sampang. Menurut dia, ada beberapa point focus pembangunan yang dilakukannya di Kabupaten Sampang salah satunya adalah perihal kemandirian ekonomi.
Pada point ini, ada beberapa sektor yang menjadi produk unggulannya. Diantaranya, pengembangan tembakau semi organik dan semi modern dimana keunggulannya memiliki tinggi dua meter atau lebih.
Selain itu, kata Rudi, tembakau tersebut produktivitasnya bisa dua kali lipat dibanding tembakau biasa sebab menggunakan pupuk semi organik dengan biaya yang lebih murah sekitar Rp 1 juta per hektare.
Metode semi modern untuk proses penyiraman menggunakan sistem irigasi tetes yang efisien lebih menghemat biaya. Namun, dengan menggunakan sistem irigasi tetes dan mulsa atau plastik yang digunakan untuk menutup tanah sehingga dapat menjaga gulma tidak tumbuh dan kelembaban tanah.
“Metode ini mempercepat pertumbuhan tembakau sehingga tinggi tanaman bisa mencapai dua meter atau lebih dan masa panen dapat dilakukan dalam waktu 70 hari, bukan tiga bulan, dengan manajemen yang baik, tembakau bisa dipanen dua kali dalam setahun,” ungkap Rudi.
Ia berharap hilir dari budidaya tembakau semi organik tersebut berasal akan muncul produk pasca panen yaitu industri rokok yang akan bermunculan. Dengan hasil tembakau yang berkualitas, diharapkan berdampak pada bergeraknya angka kemiskinan Kabupaten Sampang bangkit lebih cepat.
“Selain rokok, tembakau juga bisa dipakai untuk Vape, Minyak Aciri, dan bahan-bahan kosmetik, ini merupakan hasil penelitian ilmiah yang pernah dilakukan oleh kalangan ilmuwan dan saintis,” ujarnya.
Selain dari sektor tembakau, Rudi menyebut komoditas yang bisa dikembangkan di wilayah Sampang adalah perikanan dan rumput laut.
Saat ini, pihaknya tengah menggandeng investor untuk melakukan pilot project budidaya rumput laut di beberapa wilayah tambak bandeng milik masyarakat, yang bertujuan kedepan agar pemilik tambak memiliki penghasilan dari dua komoditas melalui metode sistem yang dipraktekkan di Tumpang Sari
Kemudian, Rudi juga berupaya menjaga harga tetap stabil dengan mengubah hasil produksi garam konsumsi menjadi garam industri. Hal ini mengacu berdasarkan data kebutuhan nasional garam sebesar 500.000 ton, m sementara produksi garam di Sampang mencapai 300.000 ton.
“Ini yang menyebabkan harga garam konsumsi turun,” tuturnya.
Menurut dia, garam di Sampang memiliki kandungan standart NaCl namun kadar magnesium dan kalsium masih tinggi, sehingga harganya tetap murah sehingga ia berusaha menambah nilai tambah itu dengan teknologi.
“Kita memiliki inovasi dengan BRIN untuk meningkatkan kualitas garam industri, dengan kadar NaCl di atas 97% dan kadar magnesium serta kalsium di bawah 600 ppm,” jelasnya.
Rudi menambahkan, dari beberapa program peningkatan perekonomian tersebut diharapkan dapat menekan keinginan para pemuda pergi merantau.
“APBD Sampang seyogyanya tidak hanya digunakan untuk bansos saja melainkan digunakan juga untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat agar dapat mandiri dan berkelanjutan sehingga terwujud pengembangan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat,” pungkasnya.
Reporter : Ryan Hariyanto
Editor : Zainol