28.6 C
Madura
Jumat, Februari 14, 2025

Garis Tangan Politik Baidowi

Must read

- Advertisement -
Redaksi
Redaksihttps://mediamadura.com
Media online yang menyajikan informasi seputar Madura. Bernaung dibawah PT Media Madura Group.

Oleh : Esa Arif

Nama Achmad Baidowi belakangan cukup menyita perhatian publik Pamekasan, sebab politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini menjadi salah satu kandidat yang akan maju pada kontestasi politik Pilkada Kabupaten Pamekasan tahun 2024 dengan tingkat popularitas yang cukup tinggi. Tingginya popularitas tersebut sebagai efek dari branding yang masif selama beberapa bulan terakhir.

Di sisi lain ia merupakan politikus senior yang menjabat sebagai anggota DPR RI sejak tahun 2016 hingga tahun 2024 ini. Sayangnya meskipun terpilih kembali pada Pemilu Legislatif tahun 2024 ia gagal ke senayan karena partainya tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold.

Menariknya, meskipun gagal meleggang ke senayan tetapi Baidowi tidak memupus hasrat politiknya, ia justru tancap gas pulang kampung, kembali ke Pamekasan untuk mengikuti kontestasi politik Pilkada, merebut kekuasaan di daerah sebagai bupati di kota Gerbang Salam, kabupaten di mana ia pernah nyantri, Kabupaten di mana kakek, nenek dan orang tuanya dilahirkan dan dibesarkan.

Sebagai tokoh dan petarung politik, menjadi menarik menganalisa garis tangan politikus yang satu ini, sebab sejak awal kiprahnya ia selalu dinaungi oleh Dewi Furtuna. Dalam metologi Yunani Dewi Furtuna atau yang disebut Dewi Tyche adalah dewi keberuntungan, kekuatannya lebih tinggi dari 12 dewa Olimpus yang di dalamnya ada nama Zeus. Dalam bahasa religius, campur tangan tuhan sangat besar dalam karir politiknya.

Bahkan 9 tahun menjadi wakil rakyat, alumni Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan ini berkelindan dengan sejumlah jabatan mentereng, baik jabatan di struktural kenegaraan maupun partai. Di partai ia pernah menjabat sebagai Wakil Sekjen dan ketua DPP PPP, di DPR RI ia menjabat sebagai sekretaris fraksi, wakil ketua Badan Legislasi dan sejumlah jabatan lainnya. Maka jangan lagi bertanya soal kapasitas dan kapabilitas dalam kepemimpinan maupun jaringan pada politikus yang satu ini, ia mempunyai semua itu.

Napaktilas kiprah politik dan garis tangan pria dengan perangai yang santai dan humoris ini dimulai sejak tahun 2014. Awalnya ia berprofesi sebagai seorang wartawan yang bertugas di gedung DPR RI. Di sana ia mulai akrab dengan sejumlah politikus nasional. Pada Pemilu Legislatif tahun 2014 ia maju menjadi Caleg dari Dapil Madura dari PPP dengan perolehan suara sebanyak 82.050 suara, jumlah itu tidak cukup mengantarkannya untuk menjadi anggota DPR RI, tetapi ia tetap menjadi aktivis partai. Akhirnya dua tahun kemudia Baidowi dilantik menjadi anggota dewan menggantikan Fanni Syafriansyah. Di sini garis tangannya yang banyak berbicara bukan hanya angka perolehan suaranya.

Setelah dilantik, karir politik Baidowi semakin bersinar, ia mendapatkan amanah jabatan penting dari partainya dan jabatan-jabatan di DPR RI. Yang paling fenomenal pada pemilu tahun 2019, anak muda dari kampung ini meraih 10 besar suara terbanyak nasional  dengan perolehan 227.170 suara. Sebuah lompatan angka yang berlipat dibandingkan perolehan suara pada Pemilu tahun 2014. Bahkan di Pemilu Legislatif tahun 2024 ini suaranya sangat fantastis di angka 359 ribu suara. Sayangnya lagi-lagi ia gagal ke senayan.

Mungkin saja di balik ke gagalannya itu garis tangannya akan menjadi kompas yang mengarahkannya untuk dilantik sebagai bupati jika menang di Pilkada Pamekasan tahun 2024 ini. Kita bisa menganalisis secara psikologis, bahwa Baidowi sama sekali tidak menunjukkan kekecewaan karena tidak lolos ke senayan, tetapi justru dia dengan spartan muncul menjadi salah satu kandidat kuat di Pilkada Kabupaten Pamekasan, sebuah kabupaten dengan sejarah kerajaan besar di masa lalu mulai era Aryo Mengo, Putri Banu, Pengeran Nugroho hingga keakbaran Ronggosukowati tahun 1530.

Mungkin juga Baidowi yang memiliki gelar akademis hingga jenjang pendidikan S3 bidang Ilmu Politik dan Pemerintah ini sangat memahami apa yang dikatakan oleh Jalaluddin Rumi tentang sebuah perjuangan, bahwa tidak boleh berduka dalam perjuangan, sebab apapun yang hilang akan tergantikan dengan wujud lain.

Menarik untuk kita tunggu hasil dari Pilkada nanti, sebab kabupaten ini terkenal sangat unik dalam dinamika politik. Terkadang besarnya modal sosial, finansial dan politik tidak cukup untuk menang tanpa diimbangi dengan keberuntungan.*

*) Penulis adalah jurnalis senior Pamekasan. Saat ini aktif sebagai Dosen Ilmu Komunikasi Prodi KPI IAIN Madura. Penasihat Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP) dan Penasihat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pamekasan.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Latest article