Sampang, (Media Madura) – Memasuki musim hujan, penyakit demam berdarah atau DBD mulai mewabah. Penyakit akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti itu bisa menyerang semua lini dan tak mengenal siapapun.
Salah satunya putra Bupati Sampang, Daffa Dzikri Januar Junaidi (13). Putranya yang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu dirawat intensif selama empat hari di rumah sakit Surabaya.
“Iya anak saya terserang penyakit DBD waktu bermalam di rumah dinas Pendopo, sudah dirawat di Surabaya,” ucap Bupati Sampang H Slamet Junaidi dibalik telepone, Selasa (7/1/2020) malam.
Saat ini, kata Slamet, putra ketiganya itu sudah membaik dan kembali menjalani aktifitas. Atas kejadian yang menimpa putranya tersebut ia menginstruksikan Dinas Kesehatan Sampang melakukan pencegahan dini terhadap serangan virus dengue.
“Alhamdulillah sudah baik dan trombositnya naik, agar kejadian ini tidak menimpa kepada masyarakat Sampang, maka saya perintahkan Dinkes melakukan fogging sebagai antisipasi dini penyebaran DBD, jangan menunggu kejadian,” kata Slamet.
Dirinya juga menghimbau masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan cara 3 M plus (menguras, mengubur, menutup, dan memakai obat anti nyamuk).
Menanggapi itu, Plt Kepala Dinkes Sampang Agus Mulyadi, menyatakan penyakit DBD bisa menyerang siapapun sekaligus keluarga bupati. Kejadian ini sudah pernah menimpa saat kepemimpinan Noer Tjahya.
“Dulu waktu Pak Noer di wilayah Pendopo juga terserang DBD, kalau penyakit DBD tidak hanya di rumah, bisa di sekolah ataupun ketika berlibur di luar,” jelas Agus.
Agus menuturkan, berdasarkan data Dinkes bahwa kasus DBD di Sampang selama tahun 2018 tercatat sebanyak 212 kasus dan korban meninggal 2 orang. Selama tahun 2019 per November terdapat 252 kasus dengan 1 orang meninggal dunia.
“Pada tahun 2020 ini serangan DBD berpotensi akan terus naik hingga Februari mendatang, kami berupaya memberikan sosialisasi dan menyuplai Abate secara gratis ke semua puskesmas,” tandasnya.
Reporter : Ryan
Editor : Zainol