Sumenep, (Media Madura) – Fraksi Partai Demokrasi (PDI) Perjuangan DPRD Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mendadak mempertanyakan kejelasan visi misi yang diusung pemerintah setempat.
Partai pengusung A Busyro Karim – Achmad Fauzi pada Pilkada 2015 lalu itu menilai misi Sumenep makin sejahtera, pemerintahan mandiri, agamis, nasionalis, transparan, adil dan profesional (Super Mantap) terkesan abu-abu.
“Visi misi itu masih belum terlihat dengan lebih jelas, Supernya di mana dan Mantapnya karena apa,” kata Ketua Fraksi PDIP, Abrari, Kamis (2/11/2017).
Ungkapan itu mengemuka saat Abrari membacakan nota penjelasan Bupati atas Pemandangan Umum Fraksi PDI Perjuangan Terhadap Nota Penjelasan Bupati Sumenep atas Raperda Perubahan atas Perda Nomor 4 Tahun 2016 Tentang RPJMD Sumenep tahun 2016-2021.
Menurut Fraksi PDIP, ketidakjelasan misi Super Mantap salah satunya terlihat semakin melemahnya berbagai sektor sejak beberapa tahun terakhir.
Diantaranya dari sisi Indikator Pembangunan Manusia (IPM). Sumenep berada di urutan kedua di empat kabupaten yang ada di Madura atau satu tingkat di bawah Pamekasan.
Sedangkan di tingkat Provinsi Jatim, Sumenep berada di urutan ke 36. Ini sebabnya, RPJMD edisi revisi ini menjadi urgen dan rasional untuk diperjuangkan.
Indikator lainnya seperti Indikator Kualitas Layanan Infrastruktur, IKLH, Tingkat Pertumbuhan Ekonomi, Nilai SKM/indeks RB, Indeks Desa membangun, Keamanan dan Toleransi merupakan kelengkapan indikator yang tak bisa dipisahkan.
Saat ini, terang Abrari, mengacu pada dua isu penting dalam dalam nota penjelasan bupati di alenia ke 14, pertumbuhan ekonomi sangat rendah dan pengentasan kemiskinan yang stagnan.
Pertumbuhan ekonomi hanya bergerak di kisaran 1,5 persen per tahun. Tahun 2015 pergerakan ekonomi hanya tumbuh sebesar 1,27 persen dan di tahun 2016 merangkak menjadi 2,58 persen.
Kemudian, data juga menunjukkan bahwa Kabupaten Sumenep merupakan kabupaten termiskin ke 4 di Jawa Timur setelah Kabupaten Sampang, Bangkalan dan Probolinggo.
Meski demikian, Abrari mengakui bahwa kemiskinan di Kabupaten Sumenep menurun, namun bukanlah angkanya, tapi yang dimaksud adalah kemiskinan yang diwariskan. Semula yang miskin kakek, lalu menurun ke bapak, menurun lagi ke anak dan bahkan cucu.
“Nah, ini sebagai bukti kemiskinan di Sumenep struktural,” ucap Abrori dengan gaya khasnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep, A Busyro Karim, mengajui bahwa dua persoalan yakni pertumbuhan ekonomi dan kemisminan merupakan isu strategis yang perlu menjadi perhatian dalam pembahasan Raperda Perubahan Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021.
“Ya, dalam RPJMD 2016-2021, visi Pemkab Sumenep yaitu Sumenep makin sejahtera, pemerintahan mandiri, agamis, nasionalis, transparan, adil dan profesional atau disingkat Super Mantap,” katanya.
Reporter: Rosy
Editor: Ahmadi