Sampang, 9/1 (Media Madura) – Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Sampang Suyono, mengungkapkan pertanian di wilayahnya itu minim yang mendaftar program Asuransi Usaha Petani Padi (AUTP).
“Saat ini hanya 16 hektar lahan padi di Desa Panggung, Kecamatan Kota Sampang yang tercatat mengikuti program itu,” kata Suyono, Senin (9/1/2017).
Dikatakan Suyono, untuk menerapkan penanaman menggunakan teknik baru dan bisa diterima masyarakat butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa ditiru. Bahkan, sosialisasi program itu sudah dilaksanakan. Namun dirinya tidak memungkiri jika sosialisasi yang dilakukannya kurang merata.
“Sudah berulang kali kami lakukan sosialisasi, namun masyarakat enggan mengikuti karena kembali lagi kepada anemo dan paradigma petani disini yang memang sulit dirubah. Baru ketika ada bukti nyata masyarakat akan mau mengikuti akan pentingnya asuransi itu,” tambahnya.
Suyono menjelaskan, petani yang bisa ikut mendaftarkan program AUPT minimal padi yang ditanamnya sudah berumur satu bulan. Sedangkan jumlah total lahan pertanian padi yang ada di wilayah Sampang tercatat sebanyak 36 ribu hektar.
“Jika ikut program itu yang akan diganti hanya padi yang benar gagal panen. Misal, dalam satu hektar hanya separuh yang gagal panen, maka yang diganti yang separuh itu,” jelasnya.
Suyono juga membeberkan bahwa besaran premi yang ditentukan oleh pemerintah sebesar Rp 180 ribu per-hektar. Dimana 80 persen disubsidi oleh pemerintah. Sedangkan, petani hanya membayar sekitar Rp 36 ribu dalam satu hektar luasan lahan yang ditanami petani.
“Kalau masih belum vegetatif, itu masih belum dikatakan gagal panen, karena itu tetap bisa panen. Kecuali sudah muncul kembang dan direndam banjir, maka kembang itu akan menghitam dan rusak,” tandasnya.
Penulis: Ryan Hariyanto
Editor: Ahmadi